PART - 60

1.4K 61 2
                                    

Hari mulai malam, rumah sakit ramai dikunjungi sanak kerabat. Begitu juga di ruang ICU tempat dimana Ardheta di rawat. Stadium penyakitnya meningkat drastis. Sekarang Alifia sedang nengantar Ardheta ke toilet dengan kursi roda.

Alifia mendorong kursi roda Ardheta dan membawanya kembali ke rumah sakit. Mata Alifia bengkak, mengetahui bahwa sepupu kesayangannya ini memiliki penyakit berbahaya.

" ah udah dong Lif, gue bakal sembuh. Gue akan berusaha untuk tetap bertahan dilingkungan kita..!!"
Kata Ardheta setelah berada di ranjang.

" Kenapa harus lo sih?" Alifia menyeka air matanya.

" Gue nggak papa. Gue sehat kok, gue cuma kecapekan aja. Makanya masuk ke ICU lagi..!"

" Lo memang adik kesayangan gue. Gue nggak mau lo kenapa - napa. Terlalu banyak yang care sama lo..!"

" Udah ah, gue nggak mau bikin lo nangis. Masa gue yang sakit lo yang nangis sih..?" Ardheta sudah tegar dengan hidupnya.

Alifia menyeka air matanya kering - kering. Lalu tersenyum sambil memasangkan selang kabel di hidung Ardheta lagi.

Tak lama kemudian, pintu diketuk. Ardheta membaringkan dirinya jika orang yang mengetuk pintu itu adalah Dimas. Ia pasti akan kena omel lagi.

" Hai..!" Katanya.

" Erik..??" Ardheta memutar matanya.

" Ya udah, gue keluar dulu yah..!" Kata Alifia sambil memegang tangan Ardheta dan mendapat anggukan darinya.

" Boleh duduk...?" Tanya Erik pada Ardheta.

" Boleh, duduk aja..!" Jawab Ardheta.

" ICU dingin yah..?"

" Namanya juga ruang steril, jadi dinginlah. Buat ngebunuh kuman sama penyakit...!"

" Gue harap lo sembuh..!"

" Semua orang juga ngeharapin gue sembuh kali.!"

" Gue terlalu takut buat kehilangan lo Dhet, entah apa yang akan terjadi jika nanti gue kehilangan lo..!"

" Makasih yah rik, lo udah mau care sama gue. Lo mau ngedukung gue dan nggak pernah ninggalin gue disini..!"

" Sampai saat ini, gue masih sayang sama lo dhet..?"

Ardheta hanya tersenyum, lalu mengganguk membuat Erik penasaran dengan anggukan itu.

" Lo...?"

" Iya..!"

" Maksud lo, lo mau...?"

" Why Not..?"

" Seriusan..?"

" Hmmm..?"

" Lo mau jadi pacar gue..?"

" Iya...!!"

" Oh ya Allah, huhuuu! Alhamdullilah, cinta gue nggak bertepuk sebelah tangan..??"

Ardheta hanya tertawa melihat Erik loncat - loncat kegirangan di dalam ruang ICU.

" Makasih yah Dhet..!"

" Iya sama - sama..!"

Erik menghela nafas lega lalu duduk lalu duduk lagi di samping Ardheta dan tersenyum. Ia menatap mata Ardheta yang indah dan senyumannya yang paling baik untuknya.

" Semangat yah, biar kita bisa sama - sama terus..!"

" Doain aja..!"

" Amin "

My Impressive Senior [COMPLETED]✅  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang