PART - 61

1.5K 68 0
                                    

" Nanti tolong izinin gue yah? Gue nggak sekolah. Gue mau jagain Ardheta..!" Kata Erik pada Justin pada keesokan harinya.

" Iya, nanti gue izinin. Entar kalo sekolah udah kelar kita bakal langsung ke sini. Abis itu lo pulang ambil baju..!!" Jawab Justin.

" Makasih yah Justin..!"

" Iya, ya udah kalo gitu kita berangkat dulu. Assalamualaikum..!"

" Iya Waalikumsalam..!"

Mobil Dimas pergi dari pekarangan rumah sakit menuju sekolah. Erik juga masuk lagi ke dalam rumah sakit untuk menjaga Ardheta.

^/\^

Setelah beberapa menit berada di jalanan, akhirnya mereka sekarang berada di pekarangan sekolah dan berjalan beriringan menuju kelas.

Mereka melihat Kelsea, dan teman - teman termasuk Qiara sedang bersenda gurau. Dimas menatap Qiara yang sedang tertawa sambil tersenyum.

" Dia akan baik - baik aja kan..?" Bisik Justin di telinga Dimas.

" Iya, dia akan baik - baik aja..!" Jawab Dimas.

Mereka berempatpun masuk kedalam kelas.

" Qi, gue denger Ardheta drop lagi..?" Tanya Kelsea.

" Iya, Ardheta drop lagi. Mau jenguk? Nanti kita mau ke rumah sakit lagi..!"
" Nggak deh, kita titip salam aja.!" Jawab Kelsea.

" Loh kenapa? Karena ada Rama yah..?"

Kelsea hanya mengangkat kedua bahunya. Ada satu masalah yang membuat Kelsea tak ingin datang. Ia dan Rama sudah lama putus karena masalah kecil. Jadi Kelsea butuh waktu untuk menenangkan diri.

" Lo langgeng banget sama Dimas..!" Kata Kelsea.

" Alhamdullilah, sejauh ini masih nggak ada masalah. Meskipun ada masalah kecil..!"

Kelsea juga merasakan ada hal yang aneh dari Qiara, seperti ia mengisyaratkan sesuatu yang akan terjadi. Akhir - akhir ini, jarang sekali mereka melihat Qiara menangis atau pun sedih lagi.

" Eh ya ampun, pr gue belum di buat..!" Kata Afaf sambil memukul keningnya.

" Gue juga..!" Sambung Bima.

" Qi, minta pr dong..!" Bujuk Aron.

" Ambil aja di tas. Yang buku warna  biru, yang ada lipatannya..!" Jawab Qiara.

Bima, Aron, Afaf, dan Kelsea berebut untuk duluan menyontek. Sementara Qiara berdiri sendiri di depan koridor kelas sambil menatap kebawah. Sudah lama ia tak memegang bola basket lagi, dan berlarian mengejar bola itu.

Melihat Qiara sendiri, Dimas mendekati Qiara. Menemaninya dalam angan, meski itu tak akan lama.

" Percaya atau nggak, kamu terlalu baik buat aku..!" Kata Dimas.

" Ihh apaan sih, pagi - pagi udah gombal. Nggak ada kerjaan lain..?" Kata Qiara sambil menyampingkan tubuhnya menghadap Dimas.

Dimas tak bisa mengatakan apa - apa. Entah kenapa perasaanya mulai gelisah.

" Nanti temenin aku beli makanan untuk anak - anak yah. Soalnya aku yang akan teraktirin mereka...!" Kata Dimas.

" Aman, apa sih yang nggak buat kamu..!" Jawab Qiara.

" Pagi - pagi udah gombal..!" Kata Dimas.

" Siapa dulu yang ngajarin..!"

" Dimas William Natapradja..!"

" Iya deh, pak Dimas."

" Aku masih nggak bisa tenang loh Qi, masih mengganjal banget di hati aku..!" Kata Dimas.

My Impressive Senior [COMPLETED]✅  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang