PART - 4

3.5K 175 4
                                    

Life teach you about a fellow appreciate and don’t make your life lost the parity laws. This is life, and so worth it,  love of your life before we lost everything

***

Pagi ini sama sekali tak berbeda. Qiara sudah terbiasa bangun lebih awal dan mandi serta mengganti pakaian. Dering jam bekker selalu membangunkan Qiara agar tidak terlambat. Qiara turun setelah selesai mengganti pakaian dan merapikan buku pelajarannya.

Dia melihat Aris dan Randa sedang sarapan pagi. Tn. Hudson Stevane dan Ny. Angela Anastasia mendampingi mereka penuh keceriaan.

" Besok kamu yang harus gantiin papa di kantor. Papa mau pergi ke Argentina untuk ngurus surat manager." Kata Tn. Hudson.

" Siap pa! Serahin aja semuanya sama Aris." Jawab Aris. 

" Randa pa??" Tanya Randa.

" Kamu kerja sama - sama dengan Arif yah."

" Siap pak." Jawab Arif dan Randa memberikan pose hormat.

Qiara hanya menghela nafasnya. Ia tidak mau berhadapan lagi dengan kenyataan jika dia tidak di butuhkan di keluarga ini.

Dia keluar dari rumah tanpa sarapan sedikit pun. Dan segera ia menghidupkan motornya karena saat itu dia menggunakan pakaian olahraga.

Diperjalanan menuju sekolah, di jalanan yang ramai Qiara melihat seorang anak kecil mengiringi seroang nenek tua renta yang ingin menyebrang. Ia sangat senang melihatnya, senyumnya perlahan terukir sampai di depan gerbang Sekolah.

" Eh Qia, cepetan kita harus latian.." Juno menghampiri Qia.

" Oh gitu, iya oke - oke.."

Qiara segera turun dan berlari menuju lapangan basket. Dia melempar tas kesembarang arah dan mulai fokus bermain. Setelah selesai latian dan mereka di beri waktu istirahat, Qia menghampiri tasnya dan mengambil air mineral yang tadi ia bawa.

Disamping tas Qiara, seorang pria jangkung sedang duduk dan membaca novel yang ia bawa sambil mendengarkan musik.

" Gue tau lo udah lama  memperhatikan gue. Jadi, lo tau kan tak kenal maka tak sayang." Katanya.

" Hah...??" Qiara membulatkan matanya. " Apa??"

" Dimas." Katanya seraya mengulurkan tangan. " Nama lo siapa..??" Tanyanya lagi.

" Eh-oh. Qiara.." Jawab Qiara gugup.

" Qia." Sambungnya.

" Iya, boleh panggil Qia kok.." Kata Qia sambil berusaha tersenyum.

Qiara tampak sedikit gugup di depan Dimas. Wajahnya yang datar dan suaranya yang tajam itu masuk ke relungnya. Ia hanya berusaha tidak gugup di depan Dimas. Sementara Dimas kembali serius memandangi novel yang ia baca sambil   mendengar lagu.

" Anak - anak, waktu habis. Ayo latian lagi.." Teriak Pak Sam, guru olahraga di sekolah Nusantara.

Qia langsung menutup botol minumnya dan beranjak dari tempat duduknya. Saat ia melangkah, sesuatu jatuh dari balik lengannya tanpa ia sadari. Dimas memungut barang itu dan lama berlama memandanginya.

" QIARA MEGHAN ANASTASIA " Katanya dalam hati setelah membaca tulisan yang terukir di gelang perak itu. " Cocok..."

Diapun kembali membaca novelnya dan memasukkan gelang Qiara di dalam saku celananya. Setelah puas membaca novel, Dimas menatap ke arah Qiara yang terus bolak balik mencuri bola dari lawan. Dia tersenyum, Qiara memang susah di tebak.

Wanita tajam dan dingin itu berhasil ia dekap dalam ingatan. Senyum merona yang tadi di tatapnya menjadi sebuah rasa keingin tahuan akan dirinya. Dia harus mencari cara agar bisa dekat dengan Qiara.

**

Hai guys.
Sempetin yah buat vote and comment part ini.
Jangan lupa juga follow aku, biar makin banyak.
Kalo misalnya tau karakter yang cocok buat Dimas vote and comment yah..
Thanks for reading
Luvvyou💄💌💮💯
-R

My Impressive Senior [COMPLETED]✅  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang