EXTRA PART

2.7K 87 7
                                    

Mobil Dimas berhenti disebuah kafe dekat kantornya. Ia turun sambil membuka jas hitam yang akan selalu ia kenakan kemudian masuk kedalam kafe.

Disana ia sudah melihat teman - temannya berkumpul. Dengan segera ia menghampiri mereka dan duduk disamping Justin.

" Yak ampun sampe jamuran tau gak kita nungguin lo." Kata Justin.

" Maaf, gue tadi baru selesai meetingnya. Makanya lama." Jawab Dimas.

" Sekarang kita udah kumpul disini semua. Dan akan berpisah untuk memulai hidup baru. Gue harap kita masih bisa berkomunikasi." Kata Rama.

" Iya, gue juga punya jadwal padet mulai bulan depan. Biasalah shooting film, jadi gue harus balik ke Los Angeles. Kapan - kapan gue ajak kalian ke Mansion gue." Kata Justin.

" Gue sama Rama juga bakal ikut pelatihan agen di Florida. Jadi kita nggak akan ketemu dalam waktu dekat." Sambung Azriel.

" dan malam ini, akan menjadi malam terakhir sebelum kita kerja lagi." Kata Ardheta.

" Eh Dim, gimana? Udah dapet gandengan belum?" Tanya Erik.

" Yah lo tau sendiri kan? Qiara masih ada dihati gue. Gue belum bisa buat buka hati buat orang lain." Jawab Dimas.

" Gue rasa Qiara masih disini." Lanjutnya.

" Eh kita kumpul tapi nggak makan minum apa - apa. Pesen yuk." Kata Farhan, " Dimas yang bayar."

" Yaaaaa.."

Dimas hanya tersenyum, lalu menangguk dan berdiri memesan makanan di lobi.

" Mbak, Stick kentang, kebab, Ayam Sambal Balado, Pizza Cheese, sama Salmon Mayonise sembilan. Minunnya Cappucinno hangat sembilan di meja nomor 45. Ditunggu yah mbak." Kata Dimas.

" Oh baiklah mas, ini totalnya mas."

" Oh ini uangnya, cash yah."

" Silahkan ditunggu mas."

Dimas membalikkan badannya, saat ia berjalan, ia tak sengaja menabrak orang hingga orang tersebut jatuh dan memunguti kacamatanya yang juga jatuh di lantai sambil berdecak sebal.

" Aduh jalan pake mata dong." Katanya.

" Eh maaf - maaf." Kata Dimas.

Dimas membungkuk lalu memunguti buku - buku yang berserakan di lantai. Sementara gadis tadi masih sibuk mencari kacamatanya. Dimas yang iba langsung saja memberi kacamata gadis itu.

Dan, gadis itu mendongakan kepalanya pada Dimas, setelah ia berhasil mengenakan kaca mata itu. Membuat Dimas mematung tak bergerak dengan mata yang terbelalak dan mulut yang seakan tak percaya.

" Qiara?" Kata Dimas.

Wanita itu menangkat alisnya sebelah lalu menggoyangkan perlahan telapak tangannya di depan wajah Dimas yang mematung.

" Maaf, anda salah orang kali. Nama saya Rara, bukan Qiara." Katanya.

Dimas segera sadar, lalu membuang jauh - jauh tentang wajah Qiara. Tangan Dimas terhuyung untuk membantu gadis itu bangkit. Ia serasa berada didepan Qiara, ia seperti menggengam tangan Qiara. Ini adalah Qiara, batin Dimas.

" Rara, cepetan dong." Wanita itu menoleh ketika namanya dipanggil oleh seorang perempuan berjilbab.

" Maaf mas, gue harus pergi. Makasih," Katanya.

" Emm, Rara." Entah kenapa dengan reflex Dimas berani memanggil wanita tadi.

" Iya, kenapa?"

" Gue harap kita bisa ketemu lagi."

" Tentu."

Rara tersenyum, dan senyuman itu sangat mirip dengan Qiara. Mata hijaunya dan wajahnya yang mirip sekali dengan Qiara. Setelah Rara pergi, Dimas kembali ke tempatnya.

" Aku pernah berharap kamu datang Qi, makasih udah datang lagi. Meski itu bukan kamu." Bisik hati Dimas.

The End





My Impressive Senior [COMPLETED]✅  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang