PART - 29

2K 80 1
                                    

Terkesima, seorang wanita ber gaun senada dengannya berdiri di depannya. Menyandeng tas hitam kecil dan berwajah anggun.

" Qi-a, Qiara...??" Kata Dimas terbata.

" Kenapa kak, aneh yah? Seharusnya gue tadi..?"

" You look beautiful."

Qiara tersenyum malu, di belakangnya Kelsea dan sahabat - sahabat Qiara yang lain. Memberikan Dimas kado dan ucapan selamat.

Setelah itu mereka meninggalkan Qiara dan Dimas berdua, membiarkan semuanya berjalan lancar.

" Maaf kak, gue nggak bawa kado.." Kata Qiara sambil melingkarkan rambutnya di balik telinga.

" Nggak papa, lo dateng aja udah kayak kado buat gue.." Jawab Dimas.

Dimas memberikan tangannya pada Qiara dan di sambut oleh Qiara dengan tangannya.

Tangannya mereka bergandengan, Qiara mengambil segelas whiskey yang dituangkan oleh Dimas untuk nya. Ia harap, whiskey itu tidak membuatnya mabuk untuk semalam. Jika mabuk, entah apa yang akan terjadi nanti.

" Kita mau kemana kak..?" Tanya Qiara.

" Ikut aja.."

Dimas mengajak Qiara ke Balkon yang sudah disiapkan khusus untuk mereka berdua. Hanya ada samar - samar lampu dan kilauan balon. Bibir Qiara sudah menyatu dengan lipstick, hingga juga berkilauan. Dimas mempersilahkannya duduk, sementara ia berdiri. Mereka menatap bulan purnama yang memandangi mereka dengan senyum.

Qiara bangkit dari duduknya menyamai Dimas yang seperti sedang gugup. Beberapa kali, Qiara menenggak Whiskeynya.

" Mau ngomong apa..?" Tanya Qiara sambil menenggak whiskeynya.

" Lo, ah- gue. Gue nggak tau mau mulai dari mana..?"

" Mulai aja dari Ardheta, lo mau curhat kan..?"

" Please, she's not my girlfriend!! She's my Sister..!"

Qiara terkejut, adik? Ardheta adalah adik dari Dimas? Sejak kapan? Selama yang ia tahu, Dimas tidak memiliki adik.

" Maksud lo? Lo punya adik..?"

" Iya, Ardheta baru pulang dari Jerman. Dia nggak mau ngeliat gue sakit hati lagi, so dia mau ngetes cintanya elo sama gue! Karena belum ada yang tahu gue punya adik, jadi dia berpura - pura untuk jadi orang ketiga dalam hubungan ini.."

" What? Why you not tell me about this! Why you lie to me..?"

" Gue udah merasa bersalah sama lo, Qia! Gue udah jauhin lo, gue udah berusaha bilang. Bahwa lo itu salah paham! Gue nggak mungkin pacaran sama adik gue sendiri, Gue sayang nya sama lo.." Dimas menutup mulutnya dengan tangan. " Upss.."

" Lo tega sama gue? Lo tau nggak? Lo nyiksa gue sama bayangan lo. Setiap hari gue mikirin hubungan lo sama Ardheta,Lo hampir membunuh gue, Dim."

Qiara kesal, marah, kecewa, mendapat pernyataan tentang semua ini. Hampir saja Qiara memperkeruh semuanya dengan menangis. Qiara menahan air matanya. Dia menenggak whiskey lagi, sepertinya dia mulai mabuk.

"Apa alasannya?"

"Gue mau tau seberapa dalam lo cinta sama gue?"

" Sejauh ini? Jika bukan lo alasan gue bertahan, lo nggak akan pernah liat gue pake baju ini! Gue mungkin udah beda dunia sama lo. Menyaksikan semuanya di sudut dinding, menangis untuk lo, kecewa untuk lo, all for you.." Kata Qiara.

" Please, Qia! Forgive me for this.." Kata Dimas sambil menatap wajah Qiara.

" How about that, How if you lie again? Gue harus apa..?" Tanya Qiara.

My Impressive Senior [COMPLETED]✅  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang