***
"Gue duluan ya ada ekskul balet soalnya." ucap Kathryn sambil merapikan bukunya.
"Selain osis lo ikut ekskul juga?" tanya Diandra.
"Iya lah. Disini ekskul itu wajib sampe kelas sebelas."
"Tapi di SMA GF gak gitu."
"Ya meskipun GF itu cabang dari Galaxy bukan berarti peraturannya sama persis." jawab Kathryn sambil melihat ke arah Diandra.
"Jangan bilang lo belum punya ekskul." Kathryn menyelidik namun ekspresi Diandra sudah dapat ditebak dia memang tidak mengikuti ekskul selama satu minggu bersekolah di Galaxy.
"Untung lo murid baru mudah mudahan pak Bagas bisa maklumin lo."
"Pak Bagas siapa?" tanya Diandra.
"Pembina ekstrakurikuler di sini. mending sekarang lo cepet cepet temuin dia lo pilih mau ikut ekskul apa sebelum lo kena poin." jawab Kathryn seraya berdiri ia nampak terburu-buru.
"Tapi gue gak tau pak Bagas yang mana." ucap Diandra.
"Lo tanya aja sama petugas piket atau lo bisa cari sendiri guru yang kebule-bulean berarti itu pak Bagas." Diandra hanya dibuat bingung.
"Udah ya gue takut telat." Lanjut Kathryn sambil berjalan keluar kelas meninggalkan Diandra yang masih seperti orang awam di SMA Galaxy.
Bagaimana tidak satu-satunya teman dekat Diandra di kelas sangat sibuk belum lagi jika ada waktu luang Kathryn lebih sering bersama Kalvin pacarnya.
Satu-satunya orang yang bisa Diandra andalkan adalah Richard, orang itu selalu bisa menyempatkan waktunya untuk Diandra bahkan sudah dua kali Richard mengantar Diandra pulang. Tapi Diandra tidak mungkin selalu mengandalkan Richard, dia kan pasti punya urusan juga.
"Gak mungkin gue minta bantuan Richard lagi." gerutunya sambil meninggalkan meja piket yang sudah sepi.
"Ya, meskipun tadi dia yang nawarin bantuan ke gue." lanjutnya.
Tak terasa ia sudah kembali melewati lapangan basket di mana Richard sedang latihan dan menawarkan bantuan pada Diandra tadi.
"Di," Panggil Richard seraya menghampiri Diandra.
"Gimana, ketemu gak pak Bagasnya?" tanya Richard setelah berada di hadapan Diandra.
Diandra menggeleng. "Yaudah mending lo langsung aja masuk ekskul gak usah nemuin pak Bagas dulu karna kalo kelamaan malah makin jadi masalah." jelas Richard.
"Emangnya gakpapa?" tanya Diandra.
"Tergantung, mungkin pak Bagas bakal ngasih toleransi karna lo murid baru"
"Hari ini ada ekskul apa aja?"
"Tunggu gue izin dulu." ucap Richard lalu meninggalkan Diandra untuk menghampiri pelatihnya yang baru saja datang.
←→
Diandra dan Richard kini duduk di kursi yang berada di pinggir lapangan dengan sebuah buku yang ada di tangan Richard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Bullying [END]
Teen FictionWARNING: Cerita ini belum direvisi jadi maafkan kalo banyak typo ataupun tanda baca yang kurang/salah. Itu pasti mengganggu 'kan ya? Tapi semoga dibawa enjoy bacanya. hehe. ••• Menurut Diandra, apapun yang Arnold inginkan adalah sebuah keharusan yan...