[Empat Puluh Tujuh] //: Bukan yang Sebenarnya

2.2K 125 2
                                    

Hal yang membuat Arnold semakin kesal adalah disaat ia seharusnya bersama Diandra dan meluruskan kesalahpahaman diantara mereka, ia harus menunda itu dan mengutamakan permintaan ayahnya.

Disinilah Arnorld, dalam diam duduk memerhatikan pembimbing pelatihan managementnya namun pikirannya masih saja berputar pada Diandra.

Ingin rasa Arnold memarahi Vanessa karena berbicara seenaknya pada Diandra, tapi seolah dewi keberuntungan tengah berpihak padanya Vanessa hari ini tidak masuk sekolah dan pelatihan, akan sangat sia-sia jika waktu berharganya dipakai untuk mencari Vanessa.

Arnold melemparkan tasnya ke sofa dan merebahkan diri di atas ranjang. Ia terdiam sesaat sambil menatap langit-langit kamarnya lalu merogoh ponsel di dalam sakunya.

Ia menuju room chatnya dengan Diandra, mungkin sudah ratusan pesan yang Arnold kirimkan namun tidak ada satupun balasan.

Lalu Arnold menekan tombol kembali dan memencet nama Vanessa.

Vanessa

Besok lo masuk sekolah kan?

Dan dengan secepat kilat balasan dari Vanessa muncul.

Masuk kok, kenapa lo udah kangen ya? Ih padahal gue cuma nggak masuk sehari doang.

Besok temuin gue di taman belakang, jam istirahat.

Arnold lalu menyimpan ponselnya di atas nakas dan berjalan ke luar balkon kamarnya.

Hari memang sudah sudah sore, tapi langit terlalu mendung untuk jam lima Arnold meyakini bahwa sebentar lagi akan turun hujan.

Lalu ia teringat pada Diandra lagi, bagaimana jika hujan kali ini disertai petir lagi?

Ada dimana Diandra sekarang?

Dengan siapa?

Sedang apa?

Arnold kemudian masuk kembali ke dalam kamar dan menutup jendela balkonnya. Ia meraih ponselnya lagi, melihat room chatnya dengan Diandra lagi. Tidak ingin menghiraukan jika pesannya tetap tidak akan mendapat balasan, Arnold mulai mengetik disana.

DiandraArtbl♥

Di, lo lagi dimana?
[05.25 pm]

Menunggu sekitar sepuluh menit, pesan Arnold benar saja tidak mendapat balasan.

Kalo lo lagi di luar, mending pulang sekarang. Bentar lagi hujan.
[05.35 pm]

Diandraaa
[05.38 pm]

Lo udah ada di rumah kan?
[05.45 pm]

Tidak juga kunjung ada balasan. Arnold sudah ingin pergi ke luar untuk mencari Diandra tapi niatnya ia urungkan ketika ponselnya bergetar dan muncul nama Diandra disana.

Iya gue udah di rumah kok,
[05.50 pm]

Makasih, karena ide lo, sekarang gue bisa mengatasi ketakutan gue sama petir.
[05.51 pm]

Tapi gue minta lo nggak perlu ngirim pesan ke gue lagi.
[05.52 pm]

Nggak bisa Di, besok kita harus ngomong. Lo salah paham, gue harus jelasin yang sebenarnya.
[05.53 pm]

Behind Bullying [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang