[Sembilan belas] //: Latihan Piano

3.1K 166 2
                                    

***

Hari ini adalah jadwal Diandra-Arnold dan beberapa pasangan lain untuk berlatih persiapan tes akhir. Diandra sudah lebih dulu tiba di ruang piano, dan lagi ia harus menunggu Arnold padahal tadi Arnold keluar lebih dulu dari kelas.

Oke Diandra kesabaranmu sedang diuji sekarang. Arnold, plis hari ini lo latihan yah dan jangan biarin gue nungguin lo berjam-jam lagi.

Diandra membuka aplikasi linenya dan ternyata ada satu pesan masuk dan itu dari Richard.

Diandra Artabella
Sorry Chard, tadi hp gue di tas. Oke good luck ya tandingnya semoga lo sama tim lo lolos ke final.

Beberapa detik kemudian pesan dari Richard kembali masuk.

Richard Aldino
Gak ada bilang semangat?

Diandra Artabella
Semangaaaat!!!

Richard Aldino
Gitu doang??

Lalu saat Diandra akan membalas pesan Richard barusan ponselnya sudah direbut oleh seseorang dari belakangnya.

"Alay tau gak!" Ucap Arnold. Ternyata sedari tadi Arnold berada di belakang Diandra dan membaca pesan singkat antara Diandra dan Richard.

"Balikin" Pinta Diandra. Arnold justru mengetik sesuatu disana.

Gak usah alay deh Richard, kalo mau tanding ya tanding aja. Sana!! Semoga menang. Gue mau latihan piano dulu sama ARNOLD.

Setelah pesan terkirim Arnold mengembalikan ponsel Diandra pada pemiliknya.

Mereka memulai latihan piano. Dan disini Arnold yang memimpin. Pertama, ia mengajukan beberapa lagu yang akan mereka mainkan saat tes akhir nanti.

"Mau pilih lagu yang pertama, kedua, atau ketiga gue tetep setuju karna gue gak tau lagu mana yang paling bagus dan gampang buat dimainin." Ucap Diandra.

Arnold hanya memutar bola matanya. Diandra sangat terlihat seperti anak kecil yang tidak mengerti apa-apa saat membahas masalah lagu-lagu dan teknik bermain piano.

Dua jam sudah Diandra latihan, karna Arnold ia sama sekali tidak berlatih ia hanya mengajarkan Diandra bagaimana cara memainkan piano dan memberi rasa saat kita bermain piano. Diandra pun sudah mencoba berbagai lagu tapi tetap saja hasilnya nihil, Diandra sama sekali belum lancar memainkan satu lagu barang satu bait pun.

Arnold mengacak rambutnya frustasi. "Astaga Diandraa, lo tuh ya dari tadi diulang-ulang juga belom bisa-bisa. Lagu ini tuh paling gampang, anak SD juga bisa mainin lagu ini di piano." Ucapnya kesal.

Diandra sedikit menunduk ia sadar bahwa ia sangat lambat menghafal not dan sulit beradaptasi dengan alat musik bernama piano ini. "Ya tergantung anak SDnya dulu, kalo dia emang jago dia pasti bisa. Coba kalo anak SDnya kayak gue, pasti bakalan kesusahan juga." Diandra menjawab dengan polosnya.

"Terserah, lo dikasih tau malah ngejawab ya," Arnold mulai kesal. "Cepet coba lagi!,"

Diandrs pun kembali mencoba. Dipikir-pikir Arnold cukup sabar mengajari Diandra bermain piano, dia mengajarkan dengan tulus dan perlahan. Meskipun Arnold sedikit berteriak karna Diandra tak kunjung bisa.

Diandra melirik Arnold yang tengah memperhatikan jarinya memainkan piano dan karna fokusnya teralih pada Arnold Diandra salah memencet not.

"Itu salah Diandraa!" Arnold melihat ke arah Diandra. "Lo ngapain liatin gue?" Tanyanya setelah mengetahui bahwa Diandra sedang melihat ke arahnya.

"Ini udah setengah enam, kita mau latihan sampai jam berapa? Yang lain juga udah pada keluar dari tadi." Ucap Diandra sangat hati-hati karna takut salah bicara.

Behind Bullying [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang