***
UAS telah selesai dilaksanakan, seluruh siswa Galaxy melakukan aktivitas seperti biasanya mengikuti pembelajaran dihari senin sampai sabtu dan libur dihari minggu.
Kegiatan latihan untuk tes akhir ekskul pun sudah dimulai.
"Gue kesel banget deh, masa gue tes akhir dapet giliran pertama." Kathryn meringis lalu meminun kembali jus jeruk di depannya.
"Kapan?" Tanya Alice.
"Hari sabtu."
"Kok cepet perasaan tes akhir dua minggu lagi?" Tanya Diandra.
"Dua minggu lagi buat kelas sepuluh sama kelas sebelas yang pemula. Dan beruhubung gue emang udah ikut balet dari kelas sepuluh jadi tesnya minggu ini." Jelas Kathryn.
Diandra hanya ber 'oh ria' lalu tatapan Diandra tertuju pada seseorang yang tengah berjalan ke arah meja dimana ia, Alice, dan Kathryn berada.
"Hai ciwi ciwi." Sapa Richard dan langsung duduk di samping Diandra.
"Mulai, modus." Celetuk Alice.
"Sirik aja dasar jomblo." Perkataan Richard barusan sangat menohok di hati Alice.
"Omongan lo ya plis, jaga. Meskipun itu fakta tapi gak usah diperjelas." Alice memasang ekspresi sok sedih.
Richard tersenyum. Untung saja teman-teman Diandra sudah mengetahui sifat cowok bernama Richard ini. Yaitu suka bercanda. Jadi, perkataan demikian tidak akan terlalu diambil hati oleh Alice.
"Maaf ya Lice, gue cuma bercanda."
Alice hanya mendengarkan permintaan maaf dari Richard. "Eh, Kath lo ditanyain sama Kalvin tadi." Richard menunjuk dengan tangannya ke sembarang arah seakan-akan Kalvin berada disana.
"Tadi dijemput ke kelas, lo nya udah keburu ada di kantin." Lanjut Richard.
"Serius? Tumbenan, biasanya suka ngeline kalo mau ke kelas." Kathryn bangkit dan berjalan ke arah luar kantin. "Gue kesana dulu deh."
"Eh Kath, lo biarin gue jadi obat nyamuk disini?" Alice setengah berteriak karna Kathryn sudah cukup jauh.
"Gue ke kelas deh ya, males kalo cuma jadi obat nyamuk." Alice kemudian bangkit.
"Gue juga mau ke kelas deh Lice, ntar gue ke kelas sendiri lagi." Diandra hendak berdiri namun tangannya ditahan oleh Richard.
"Masa gue ditinggalin?" Tanyanya.
"Tau lo, si Richard udah nyamperin juga. Udah lanjutin aja ntar juga lo dianterin ke kelas sama Richard." Jawab alice yang memang belum pergi. "Gue ke kelas ya Di."
Diandra sudah kembali duduk di tempatnya. "Calon suami nyamperin malah mau pergi, gue diambil orang nanti lo nyesel."
Diandra hanya tersenyum mendengar ucapan Richard. "Di!?"
"Hm?" Diandra mengalihkan pandangannya dari batagornya pada Richard.
"Pulang sekolah anterin gue beli sepatu mau ya?" Ajaknya.
"Ngapain minta anter gue?"
"Gue males aja minta anter si Kalvin, alesannya pasti banyak. Ada kumpul osis lah mau jalan ama Kathryn lah pokoknya sok sibuk, mending sama lo." Jawab Richard sambil tersenyum penuh harap.
"Gimana ya?"
"Mau ya!. Soalnya hari rabu mau gue pake sepatunya, gue ada tanding."
Diandra berpikir selama beberapa menit.
Kalo Arnold ngeliat gue pulang sama Richard gimana?
Dia kan ngelarang gue pulang sama Richard. Kalo tiba-tiba gue diskors lagi gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Bullying [END]
Roman pour AdolescentsWARNING: Cerita ini belum direvisi jadi maafkan kalo banyak typo ataupun tanda baca yang kurang/salah. Itu pasti mengganggu 'kan ya? Tapi semoga dibawa enjoy bacanya. hehe. ••• Menurut Diandra, apapun yang Arnold inginkan adalah sebuah keharusan yan...