[Tiga Puluh Dua] //: Memiliki Maksud

2.6K 152 4
                                    

***

"Thanks ya, buat hari ini." kata Richard pada Riana yang baru saja turun dari motornya.

Riana mengangguk. "Padahal jadi kak Richard yang traktir."

Richard tersenyum lalu mengangkat helm yang siap ia pakai. "Gak papa, gue balik ya."

"Hati-hati Kak." Richard sudah memakai helmnya dengan sempurna lalu ia menghidupkan mesin motornya dan melaju dari area perumahan Riana.

Riana langsung berjingkrak kegirangan, ia masih tidak percaya bahwa tadi ia sudah jalan bersama Richard. Meskipun hanya makan, tapi tetap saja itu menyenangkan apalagi Richard lah yang menraktir. Saat akan membayar Richard malah lebih dulu menyodorkan uang, katanya.

Masa cewek yang bayar?

Lha. Kak, niat kita makan kan emang aku yang traktir.

Ahh Riana sangat senang hari ini. Ia bisa gila jika terus mengingat hal itu.

Richard terus melajukan motornya menuju tempatnya tinggal, pandangannya fokus pada jalanan namun pikirannya masih terus pada Diandra dan Riana,

Sorry ya Ri, gue jadiin lo sosok untuk gantiin Diandra. Tapi gue janji ini cuma sementara sampai gue bisa bener-bener lupain Diandra.

←→

Arnold menghentikan motornya tepat di depan rumah Diandra dan saat motor Arnold berhenti sepenuhnya, Diandra langsung turun dari motor Arnold.

"Muka lo, gak usah di tekuk gitu!," ucap Arnold setelah membuka helm full facenya dan Diandra masih saja terlihat cemberut. "kan janji gak bakal kesel sama gue." lanjutnya.

Setelah lo bikin gue mau mati? Mikir!

Dengan terpaksa Diandra melontarkan senyuman manis miliknya, Arnold yang melihat itu langsung tersenyum puas.

Gue tau lo pasti kesel sama gue, dan gue tau meskipun terpaksa, senyuman lo itu tetep terlihat tulus buat gue.

"Udah ya, gue mau balik. Makasih buat hari ini." Arnold lalu memakai helmnya kembali. Diandra masih berdiri di sana menunggu sampai Arnold pergi.

Arnold mengangkat standar motornya lalu menghidupkan mesin, sebelum melaju ia menoleh ke arah Diandra. "Besok, bikinin gue bekel ya. Yang enak dan harus lo sendiri yang bikin bekel itu." kata Arnold dengan helm yang sudah terpasang di kepalanya tapi Diandra masih bisa mendengar ucapan Arnold dengan jelas.

Arnold lalu melajukan motornya meninggalkan Diandra yang dibuat kesal lagi olehnya.

***

Sesuai dengan yang diminta, hari ini Diandra membuatkan bekal untuk Arnold. Hanya nasi goreng. Tapi semoga saja Arnold suka.

Diandra meletakan tas dan tempat makan di atas meja Arnold lalu duduk di bangkunya. Kathryn sudah datang. Anggota osis memang harus rajin dan tidak boleh datang terlambat. Yah?

Kring ... kring ...

Bel istirahat berbunyi, setelah bu Widya keluar dari kelas sebagian penghuni kelas XI-1 langsung berhamburan keluar kelas. Sasaran utama mereka pasti kantin.

"Kantin gak?" Tanya Kathryn seraya berdiri, Diandra mengangguk dan langsung berdiri juga.

Saat ini mereka hanya berdua di meja biasa di kantin, Alice tidak masuk. Katanya sedang ada acara keluarga. Kali ini tidak hanya di temani snack dan minuman tapi ada juga dua piring batagor di atas meja mereka.

Behind Bullying [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang