[Tiga Puluh Tujuh] //: Menyebalkan

2.7K 141 4
                                    

***

Diandra turun dari atas motor Arnold, "Makasih ya." ucap Diandra dengan nada yang tidak dapat dikatakan tidak kesal.

"Yang ada gue makasih karena lo udah mau nemenin gue makan. Sorry juga karena lo jadi harus cuci piring." Arnold terkekeh sambil terus memperhatikan wajah Diandra yang masih saja terlihat kesal.

Oke. Sekarang ge gak masalah kalo lo nunjukin rasa kesel lo sama gue. Lucu kok. Dan satu lagi, harus terus kayak gini!

Arnold belum juga pergi, ia masih ingin melihat Diandra jadi ia harus melanjutkan percakapan.

"Lain kali gue bakalan cek dompet sebelum nraktir lo." katanya seraya tersenyum.

Alih-alih mendapat jawaban Arnold hanya mendapat anggukan dari Diandra.

Sepertinya Diandra ingin segera masuk ke dalam rumah. Arnold akhirnya memutuskan untuk memakai helmnya saja, ia tidak mau Diandra bertambah kesal padanya.

"Kalo gitu gue balik ya." Arnold mengangkat standar motornya dan melaju setelah Diandra mengangguk.

Diandra langsung berbalik kala Arnold sudah menghilang dari pandangannya. Ia berjalan dengan terus memegang dadanya dalam diam sampai ke kamar. Diandra bahkan hanya menyium punggung tangan Diana yang sedang memasak tanpa mengatakan apa-apa. Diana yang melihat itu hanya mengerti jika putrinya pasti lelah.

Ya, Diandra memang lelah. Tapi alasan mengapa Diandra membisu dan hanya memegangi dadanya saja adalah ia sedang sibuk untuk menerka apa yang salah dengan dirinya.

Kenapa jantungnya selalu berdebar ketika dekat dengan Arnold?

Kenapa hatinya selalu menciut ketika mendapat perlakuan aneh dari Arnold?

Dan kenapa pula Arnold tidak marah saat Diandra jelas-jelas menunjukan rasa kesalnya pada Arnold?

Aneh.

←→

Diandra langsung meraih ponselnya saat merasakan bahwa sinar matahari yang menembus kaca jendela kamar mengenai wajahnya. Ia berusaha membuka matanya untuk melihat pukul berapa sekarang.

Mengapa matahari sudah menyinari bumi? Padahal Diandra merasa bahwa dirinya baru saja terlelap. Tidak mungkin jika ini sudah pagi.

Namun Diandra langsung melonjak kaget saat penglihatannya menangkap dengan jelas angka yang tertera di ponsel yang ia pegang. 07:26.

Diandra terlambat pergi ke sekolah.

"Ibu kenapa gak bangunin Diandra?" tanya Diandra sambil memakai sepatunya dengan secepat kilat.

"Ibu udah bangunin kamu, tapi kamu bilang hari ini kamu libur." jawab Diana santai karena ia memang pergi bekerja jam sembilan.

Roh siapa yang mengisi tubuh Diandra sehingga Diandra berkata bahwa hari ini libur.

"Diandra berangkat ya Bu," Diandra mencium punggung tangan Diana lalu mengambil roti bakar untuk sarapannya. "Assalamualaikum."

Tanpa memerdulikan lagi alasan mengapa ibunya tidak membangunkannya Diandra langsung berlari menuju tempat biasa ia menunggu angkutan umum.

07:50.

Jam pelajaran pertama sudah terlewat.

07:59.

Behind Bullying [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang