Dua Minggu kemarin galau nungguin txt debut, Minggu ini galau karena tiba-tiba mood nulis BB lancar. Hmm gausah belajar aja apa ya buat usbn dan un?
***
"Aku kan udah bilang berangkat bareng, kok malah duluan." kata Arnold membuat sebagian siswa di kelasnya menoleh.
"Waduh, nggak salah denger nih aku kamu? Cihuy."
"Cieeee. Kapan jadiannya nih?"
Baik Diandra dan Arnold sama-sama tidak menggubris ejekan teman-temannya. "Sorry, gue lupa kalo belum ngerjain pr jadi terpaksa berangkat duluan buat ngerjain pr di sekolah."
"Kenapa nggak bilang?" tanya Arnold yang menghiraukan panggilan 'gue' dari Diandra.
"Gue nggak sempet." jawab Diandra lalu tersenyum kikuk.
"Duh gimana si yang satu udah aku kamu, tapi yang satunya masih gue elo."
"Iya nih nggak kompak."
"Nggak seru ah."
"Aku kan udah bilang selalu hubungin." kata Arnold lagi, memancing keriuhan teman sekelasnya yang dibuat semakin heboh dengan panggilan 'aku' dari Arnold.
"Arnold ih lo kenapa si ngomongnya jadi aku kamu gitu?" Diandra bertanya tanpa menoleh pada Arnold karena lebih memilih fokus mengerjakan pr-nya.
Arnold tidak menjawab, ia hanya memandang Diandra dalam diam hingga guru mata pelajaran pertama di kelasnya tiba.
Selama dua jam pelajaran Diandra tidak menoleh ke arah Arnold sama sekali dan ketika jam pergantian pelajaran yang berselang lima menit Diandra memilih membelakangi Arnold untuk mengobrol dan duduk dengan menghadap Kathryn.
Terlihat seperti Diandra mendengarkan cerita Kathryn dengan seksama, padahal Diandra ingin sekali menoleh ke belakang untuk melihat Arnold.
Hingga terasa ada yang menepuk bahunya dari belakang, Diandra sempat menahan senyumnya namun saat menoleh ia justru mendapati Uca yang berdiri di samping kursinya.
"Boleh liat catetan yang tadi?" tanyanya. Diandra sempat melirik Arnold sebelum menjawab Uca, "iya, nih ambil aja."
Ketika Uca sudah menghilang dari pandangannya, baru terlihat Arnold. Ia sedang menyenderkan bahunya ke belakang kursi, dengan mata terpejam dan telinga yang disumpal headset.
Maaf. Batin Diandra.
Hingga pelajaran kedua selesai Arnold masih di posisinya, Diandra sangat ingin menepuk bahu cowok itu dan menanyakan apa dia baik-baik saja saat bu Serena keluar dari kelasnya diikuti beberapa anak yang akan menuju kantin.
Namun, niat itu ia urungkan karena Diandra memilih bangkit untuk ikut pergi ke kantin bersama Kathryn.
Diandra sudah mengambil satu langkah namun kemudian tangannya ditahan dan membuat Diandra berbalik dan Arnold berada tepat di depannya sekarang.
"Aku mau ngomong." katanya.
Dari tadi aku juga pengen kamu ngomong. Batin Diandra.
"Ngomong aja." Diandra menjawab seraya tersenyum seolah orang di depannya baik-baik saja.
"Nggak disini."
Kamu jelas butuh privasi.
"Kenapa? Gue mau ke kantin." Diandra kemudian menoleh pada Kathryn yang sudah menunggu di depan kelas.
"Lo duluan aja Kath." kata Arnold pada Kathryn. Lalu Kathryn berlalu menuju ke kantin.
Kamu mau ngomong apa? Kamu kenapa? Diandra kembali membatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Bullying [END]
Teen FictionWARNING: Cerita ini belum direvisi jadi maafkan kalo banyak typo ataupun tanda baca yang kurang/salah. Itu pasti mengganggu 'kan ya? Tapi semoga dibawa enjoy bacanya. hehe. ••• Menurut Diandra, apapun yang Arnold inginkan adalah sebuah keharusan yan...