[Lima] //: Awal Mula

4.1K 240 14
                                    

***

"Kok lo bisa berani gitu sih sama Arnold?" tanya Amel.

"Iya, suara lo tinggi lagi ngejawab omongannya Arnold." sahut Sandra.

Diandra hanya diam tidak berniat untuk menjawab pertanyaan dari temannya. Namun dalam hati, Diandra mendengus kesal.

Kathryn kembali dari kantin dengan tergesa-gesa. "Kok udah balik lagi dari kantin?" tanya Diandra sambil kembali meletakan ponselnya yang akan mengirim pesan pada Kathryn bahwa ia tidak jadi pergi ke kantin.

"Lo ngapain cari gara-gara sama Arnold?" tanya Kathryn setelah duduk di bangkunya.

"Cari gara-gara apasih maksud lo?" Tanya Diandra kembali.

"Tadi Arnold nyamperin gue dia marah-marah katanya lo gatel sama dia." Jelas Kathryn.

"Dan lo percaya?" Tanya Diandra.

"Gak tau deh, makanya sekarang gue kesini nanya ke elo apa yang sebenernya terjadi."

Diandra hanya memutar bola matanta kesal. "Gue tau ya Arnold itu ganteng, semua cewek juga pepetin dia terus tapi lo gak mungkin jadi salah satu diantara mereka kan?" Tanya Kathryn karna Diandra tak kunjung bicara.

sumpah ya dengan apa yang sebenernya terjadi, tu orang masih bilang gue gatel sama dia batin Diandra.

"Di!? lo kok diem aja sih?" Tanya Kathryn sambil menggoyangkan bahu Diandra.

Rring.. kring..

Bell masuk telah berbunyi. Hal itu membuat Kathryn menyunggingkan senyum menyesal. "Lo kelamaan, tinggal cerita juga." Ucap Kathryn.

"Atau jangan-jangan emang bener lagi lo gatel sama si Arnold." Diandra masih diam.

"Tuh kan diem. Pantes aja Arnold tadi bilang kalo lo itu cewek murahan." Lanjut Kathryn.

Baru saja Diandra akan meluapkan kekesalan yang ia pendam makhluk astral bernama Arnold sudah muncul diambang pintu dan sekarang tengah berjalan menuju bangkunya.

"Gue ceritain nanti aja, dengerin ocehan lo tentang apa yang Arnold omongin ke elo malah bikin gue emosi." Bisik Diandra.

Kathryn hanya mengangguk mengerti. Ia sudah cukup kenal dengan gadis bernama Diandra ini, bisa dimaklumi bagaimana kesalnya Diandra dikatai gatel bahkan murahan karna hal itu berbanding terbalik dengan sifat yang Diandra miliki.

Pelajaran Fisika di kelas XI-1 sudah dimulai seperti biasa semua murid di kelas ini mengikuti pelajaran dengan baik.

"Silahkan maju jika ada yang bisa menjawab pertanyaan di depan!" Titah bu Liana pada murid di depannya.

Dengan sigap Arnold langsung bangkit dan mulai berjalan menuju ke depan kelas, mengambil spidol di atas meja guru dan langsung mengerjakan salah satu dari dua soal yang tertera di papan tulis.

"Satu soal lagi, siapa yang mau mengerjakan?" Tanya Bu Liana.

Sebagian murid justru sibuk mencatat tulisan yang berada di papan yang lain. Dan sebagian lain sibuk memperhatikan Arnold dengan niat yang berbeda.

Ada yang berniat memang ingin mengerti soal yang tengah Arnold jawab dan ada juga yang hanya modus untuk bisa memandangi Arnold. Memang, dilihat dari belakang saja Arnold sangat keren.

"Diandra, kamu saja yang  mengerjakan soal no dua." Titah bu Liana sambil mengacungkan spidol ke arah Diandra.

Diandra yang merasa namanya dipanggil langsung mendongak dan menghentikan aktivitas mencatatnya.

Behind Bullying [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang