***
Vanesha melihat benda yang melingkar di tangannya lalu mendengus kesal. "Anjir dua puluh menit udah kebuang gitu aja. Kemana sih Arnold belum datang juga?"
Vanesha memencet asal layar ponselnya, ia tambah kesal karna ia bertanya ratusan kali pada Arnold lewat Line sampai membuat story di instagram Arnold tetap tidak membalasnya.
Vanesha masih berdiri di area parkir mall tempat ia membuat janji dengan Arnold. "Awas aja kalo dia gak dateng." Vanesha kini meremas ponselnya.
Lalu matanya melebar saat melihat sosok yang sedari tadi ia tunggu akhirnya menampakan batang hidungnya. Seketika senyuman Vanesha mengembang tapi saat motor Arnold sudah mendekat ada sesuatu mengganjal di motor Arnold.
"DIANDRA." pekiknya saat motor Arnold berhenti tepat di depannya dan menampilkan sosok Diandra yang berada di atas motor Arnold.
"Turun!" titah Arnold dan Diandra langsung turun dari motor Arnold.
Ngapain gue di ajak kesini sih? ada Vanesha juga lagi? batin Diandra sambil melihat bangunan di sebelahnya yang ia yakini bahwa itu adalah bangunan mesjid. Eh salah. Bangunan Mall.
"Kok lo sama Diandra sih?" tanya Vanesha pada Arnold yang tengah merapikan rambutnya. Dan melirik Diandra tidakz peduli.
"Lo mau shoping kan?" Arnold turun dari motornya. "Pasti butuh orang buat bawain barang belanjaan lo. Nih gue bawain orangnya, baikan gue?" Arnold menunjuk Diandra.
Diandra seketika terkejut. Jadi Arnold mengajaknya kesini untuk dijadikan pembantu?
Jadi Arnold lama karna mau ngasih pembantu buat gue? Bagus juga idenya. Vanesha tersenyum penuh kemenangan.
"Udahkan nanyanya? ayo masuk waktu lo tinggal 30 menit lagi." Arnold berjalan mendahului. "Diandra, lo juga ikut kita ke dalem!"
Vanesha langsung mengikuti Arnold dan menggandeng Arnold. Berbeda dengan Diandra yang sudah memasang ekspresi kesal. Baru saja ia merasa kekesalannya pada Arnold berkurang, Arnold langsung membuat rasa kesal yang baru.
Mereka bertiga memasuki gedung mall dengan Arnold yang entah kenapa membiarkan Vanesha menggelayuti lengannya lalu sesekali melihat Diandra yang mengikuti di belakangnya.
"Cepet!!, lo mau belanja apa?"
"Bentar kek, belum ada barang yang menarik perhatian gue." Vanesha menjawab dengan pandangan yang beredar ke setiap toko disana.
"Waktu lo 25 menit lagi."
Vanesha mendengus kesal masa iya shoping hanya 25 menit. Cukup untuk beli apa? Memilih baju di satu toko saja kadang perlu waktu berjam-jam.
Arnold masih bersabar untuk menemani Vanesha berbelanja dan juga masih membiarkan tangan Vanesha yang menggandengnya. Diandra pun dengan penuh kesabaran masih mengikuti mereka dari belakang dan sesekali melihat tangan Arnold yang digandeng Vanesha.
Dan tidak lebih atau pun kurang, benar saja setelah 25 menit berlalu kini mereka sudah berjalan ke arah parkiran dan betapa kesalnya Diandra saat Vanesha secepat kilat membeli berbagai barang dalam sepuluh menit. Buktinya sekarang Diandra kesusahan untuk membawa belanjaan Vanesha yang berjumlah belasan kantong.
"Gue mau ke toilet dulu bentar. Lo langsung taro belanjaan gue ke mobil aja, dan jangan sampe lo curi salah satu belanjaan gue." Vanesha berpesan pada Diandra dan kemudian berlalu.
Diandra hanya mengiyakan dalam hati kemudian berjalan ke arah mobil Vanesha yang sedang di buka pintunya oleh Arnold.
Arnold menghampiri Diandra yang jaraknya masih jauh dengan mobil Vanesha. Belanjaan Vanesha cukup banyak dan berat jadi wajar saja jika Diandra berjalan dengan lambat.
![](https://img.wattpad.com/cover/108818364-288-k165415.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Bullying [END]
Fiksi RemajaWARNING: Cerita ini belum direvisi jadi maafkan kalo banyak typo ataupun tanda baca yang kurang/salah. Itu pasti mengganggu 'kan ya? Tapi semoga dibawa enjoy bacanya. hehe. ••• Menurut Diandra, apapun yang Arnold inginkan adalah sebuah keharusan yan...