"Kak, kita mau kemana?" tanya Wiliam melihat kakak nya sedang sibuk memakaikannya jaket, Sasya tampak sangat khawatir.
"Kita ke dokter, sayang. Kakak gak mau kamu kenapa-kenapa, oke?"
"Tapikan kak..."
"Sstt!" Sasya menempelkan jari telunjuknya ke bibir Wiliam.
"Pak deden... Pak deden..."
Mendengar namanya dipanggil, lelaki paruh baya itupun menghampiri Sasya dengan cepat.
"Iya, non?"
"Sasya, pak."
"Iya, sasya. Ada yang bisa bapak bantu?"
"Kita ke dokter sekarang. Ayo pak!" Sasya berjalan cepat menuju mobil dengan Wiliam yang berada digendongannya.
Jika dipikir, Sasya belum saja mengurus dirinya sendiri. Bahkan ia baru sempat mengganti seragam. Baginya, Wiliam adalah segalanya. Tidak ada kamus adik tiri dihidup Sasya untuk Wiliam.
**
"Steve, bagaimana hubungan kamu dengan Safira?" tanya pria dewasa dengan kaca mata yang dipakainya, dia adalah Edwar -Papi Steve-
Steve menghentikan aktivitas makan siang nya saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut papi nya itu.
"Aku gak suka sama dia." jawab Steve dingin. Lalu melanjutkan makan nya.
"Tapi Steve, Safira itu adalah anak temen bisnis papi dan dia suka sama kamu."
"Kenapa kamu gak suka sama dia? Dia cantik. Oh Papi lupa, semua cewek yang deketin kamu cantik. Tapi Safira adalah anak yang sopan, dan dia..."
"Cukup, pa! aku gak suka sama cewek manja. Lagipula, peduli apa papi sama aku. Yang papi pentingin dari dulu adalah bisnis dan kerja. Tanpa papi tau udah dua orang yang hilang di keluarga kita karena ulah papi. Pertama, Adrian meninggal apa papi nyesel? Justru tiga hari setelah itu papi sibuk lagi. Kedua, mami? Papi sadar mami minta cerai dengan papi karna apa?"
"Jaga bicaramu, Steve!"
Steve membanting sendok dan garpu ke piring. Menatap Edwar benci, lalu berlari kecil menuju kamarnya. Disana ia meraih ponsel yang berada diatas nakas yang sedang ter-charger.
Setelah membuka lock layar, terdapat banyak pesan dari teman-temannya. Ia memilih untuk masuk ke chat grup.
Arpan : ngupi pai kuy
Sandi : kuy lah, dmn
Arpan : biasa
Refi : gue gak diajak :(
Arpan : lo nya ngartis
Sandi : lo nya ngartis (2)
Refi : alah tai
Arpan : copas iyuh!
Sandi : color gue pas kok, pan
Refi : copy paste, bego
Arpan : terlalu bego emang
Refi : rumah Steve kemalingan
Sandi : demi apa?
Arpan : kace ewok!
Refi : buktinya gaada
Steve terkekeh sendiri membacanya.
SteveMartin : here, fans
Sandi : jijiQ
Refi : Eneghhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me - Sasteve
Teen FictionKeputusan yang paling sulit dalam cinta adalah ketika aku harus memilih antara tetap bertahan atau harus melepaskanmu. - T A M A T -