Ten

167 26 0
                                    

"Haha, jadi tadi lo diajakin bolos?"

Sasya mengangguk.

"Terus, gimana caranya keluar? Bukannya satpam kita itu galak ya."

"Galak banget. Tapi dia bisa."

"Tapi lo itu termasuk cewek yang bego, Sas."

Sasya menoleh cepat ke arah Nabita.

"Iya! Dimana-mana orang bolos itu nggak balik lagi ke kelas. Lah lo malah balik."

"Iya tas gue kan masih dikelas, Nab."

"Jadi tadi lo bolos kemana?"

"Kafe kok. Ini kali pertama dalam hidup gue buat bolos. Gue sebel sama dia, harusnya dia bolos sendiri."

"Emang dia ngajak?"

"Daripada gue sendiri, gue ikut aja!"

"Artinya lo mau sendiri Sas! Aneh." Nabita tertawa memukul bahu Sasya. Sasya sangat menggemaskan tetapi juga terkadang membuat semua orang kesal.

Nabita menemani Sasya menunggu supir nya menjemput. Nabita memang termasuk dalam golongan manusia yang selalu ingin update. Jadi ia memilih meng-introgasi Sasya dengan membahas topik tentang Steve. Si cowok tampan yang selalu jadi sorotan.

"Lo yakin, lo nggak suka sama dia Sas?"

Sasya menatap Nabita.

"Dia tampan Nab. Nggak mungkin cewek nggak suka. Tapi rasa suka nggak ngejamin kita buat jatuh cinta."

Nabita mengangguk mengerti.

"Kak Sasyaaa...."

"Wiliam!" Sasya berdiri tegak saat Wiliam keluar dari dalam mobil dan langsung memeluk nya.

"Hari ini aku jemput Kakak!"

Sasya tertawa.

"Harusnya nggak usah, sayang. Kamu bisa istirahat di villa."

"Aku nggak mau. Kakak selalu luangin waktu buat aku kapanpun kakak bisa. Aku juga mau lakuin apa yang kakak lakuin, ternyata rasanya bahagia." ucap Wiliam dengan bangga nya.

Sasya menggeleng tidak percaya, selama ini Wiliam selalu tanggap akan semua sikap nya. Sasya juga senang, ternyata perilaku nya pada Wiliam akan membuat contoh yang baik.

"Lo emang kakak yang hebat Sas. Ini adek lo? Ganteng banget." Nabita menghampiri mereka lalu mengacak rambut Wiliam gemas.

Sasya tersenyum senang.

"Kakak nunggu dari tadi ya? Sekolah kakak udah sepi. Maaf ya, tadi aku ngajak Pak Deden ke toko sepatu."

Sasya bergidik heran.

"Ngapain? Nggak bisa nunggu kakak."

"Taraaa... Aku beliin sepatu buat kakak sebagai rasa terima kasih karena kakak udah jadi kakak terbaik di seluruh dunia."

Sasya tidak bisa lagi membendung air matanya, Sasya menangis terharu. Kali ini bukan airmata kesedihan, tetapi ia sangat bahagia karena Wiliam juga sangat menyayanginya.

Sasya memeluk Wiliam erat. Nabita bahkan iri melihat adik kakak yang seperti itu.

"Bagus kan kak? Ini pilihan Kak Steve loh!"

**

"Langsung ke intinya deh, lo ngapain coba sama Wili ke toko sepatu?"

"Beli sepatu lah...elah!"

"Steve! Artinya lo bohong."

Steve memasang ekspresi 'Apa?'

"Lo bilang lo tiba-tiba sakit."

Say You Love Me - SasteveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang