Thirty seven

98 17 0
                                    

Sasya hendak memberi segelas susu ke kamar Wiliam. Wiliam baru saja sampai tadi sore dan mereka melepas rindu dengan saling berpelukan. Malam ini Sasya tidak ingin menghabiskan waktu untuk belajar, ia ingin bersama dengan Wiliam.

"Hai ganteng," sapa Sasya memasuki kamar Wiliam, terlihat dia sedang menulis sesuatu di meja belajar nya.

Wiliam menoleh dan senyum nya langsung merekah ketika menemukan Kakak nya datang.

"Ayo, minum dulu susunya!"

"Sabar kak, aku lagi nulis." Jawab Wiliam lalu melanjutkan pekerjaan nya. Tentu saja itu mengundang rasa penasaran bagi Sasya karena tidak biasanya Wiliam belajar jika tidak disuruh kakak nya, terlebih saat ini Wiliam pasti lelah.

"Nulis apaan sih," Sasya menghampiri Wiliam. Dan Wiliam membiarkannya.

"Dah selesai deh, ini kak titip buat Bunda ya." Ucap Wiliam senang sambil menyodorkan selembar kertas dengan tulisan khas Wiliam.

Wiliam berlari untuk mengambil susu nya yang ditaruh Sasya diatas nakas. Sedangkan tatapan Sasya tak jua lepas dari selembar kertas itu. Wiliam tidak pesan agar Sasya tidak membancanya. Untuk berjaga-jaga agar hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, Sasya harus melihatnya.

Untuk Bunda,

Bunda, gimana pun sikap Bunda sama aku.
Aku tetep sayang Bunda.
Kalo Bunda marah sama aku, Bunda gak boleh marah juga sama Kak Sas. Aku gak suka kalo Bunda jauh dari Kak Sas.
Sebenernya, aku gak tau sebab Bunda marah sama aku.
Yang jelas, Bunda gak boleh lakuin itu sama Kakak. Bukannya Bunda sayang Kak Sas kan?

Dari Wili,
Wili dan Kak Sas sayang bunda.

"Kak? Kakak nangis?" suara Wiliam membuat Sasya tersontak dan menghapus air mata yang sedari tadi mengalir.

"Kakak mau kan kasih itu ke Bunda? Kan?"

Sasya menatap Wiliam ragu lalu memeluknya. Erat sekali. Sasya tau Wiliam pasti akan sangat terpukul. Tetapi Sasya takut kehilangan Wiliam saat dia mengetahui segalanya.

Sasya mengangguk.

Wiliam menangkup kedua pipi Sasya dengan tangan berukuran mini miliknya, "aku janji abis ini gak akan bikin kak sas nangis lagi, aku tadi lupa pesen agar kak sas gak baca suratnya."

Sasya menggeleng pelan, "gak sayang. Kamu sama sekali gakpernah bikin kakak sedih. Justru kamu selalu bikin kakak bahagia." Sasya memeluknya lagi.

"Kak?"

Sasya melepaskan pelukan itu lalu memegang kedua bahu Wiliam. Ia menunggu ucapan dari Wiliam setelah adiknya itu memanggilnya.

Say You Love Me - SasteveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang