Steve menggeleng kikuk.
Sasya memutarkan kedua bola matanya.
Bel berbunyi...
"Lo gak mau ke kantin?"
Sasya menggeleng. Sedangkan Steve menunggu teman-teman nya datang. Setelah itu ia melihat Sasya mengeluarkan kotak makan, saat dibuka harum nya begitu semerbak.
Hingga masuk disela-sela rongga hidung Steve."Keliatannya enak." Steve melihat nasi goreng itu menyeringai.
"Mau?"
Sasya menyodorkan kotak bekal tersebut. Tentu Steve tidak menolaknya selain nasi goreng itu menggugah selera ketika Sasya membolak-balikan nasi dan bercampur udang serta suwiran ayam, Steve juga jarang sekali makan masakan rumah setelah Mami-nya memutuskan untuk pergi keluar negeri.
"Udah lama gak makan beginian..."
"Hah?"
"Eng-enggak! Gue makan nih, gapapa?"
Sasya mengangguk,
"Gue bisa bikin lagi dirumah."
Serius masih ada cewek model gini?
"Steve?"
Steve tersontak.
"Eh, i-iya." Steve menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.
Enak amat.
Setelah itu Steve melahapnya, Sasya memperhatikan Steve. Ia menyimpulkan bahwa Steve adalah pria yang baik juga terkadang jutek.
"Ada tugas kelompok, gue satu kelompok sama lo." Sasya mengatakan itu setelah melihat Steve sudah menghabiskan makanan yang ia bawa.
"Kalo lo gak bisa, gue aja sendiri."
"Bisa, kapan?"
"Secepatnya, gua juga sebenernya bisa tanpa lo."
Steve merasa tersindir.
"Palingan juga lo searching!""Sok tau!"
"Emang beneran gak pernah pake mbah?"
Sasya bergedik tak mengerti.
"Mbah google, maksudnya loh..."Sasya terkekeh, "Kadang-kadang doang!"
"Berarti pernah."
"Iya kali ya."
Steve terlihat sedikit kesal atas balasan jawaban yang dijawab oleh Sasya.
Keras kepala!
Steve bangkit dari duduknya, lalu berniat untuk menemui teman-temannya, karena sudah hampir istirahat selesai mereka belum juga datang.
"Lo mau kemana Sas?" melihat Sasya juga bangkit dari duduknya.
"Keluar, keruang kepala sekolah. Berkas gue kemarin masih ada yang kurang."
Nih anak gak ada orang tua?
"Bareng!" Steve beriringan dengan Sasya, dan itu membuat fans dari seorang Steve terlonjak histeris.
Dan hal itu membuat Sasya merasa risih.
***
"Makasih banyak ya, Kel. Udah jagain Wili, makasih banget!"
"Santai aja, Sas. Justru gue seneng, Wili anak yang manis. Gue bahkan mau kalo disuruh jadi kakak angkat dia!"
Sasya melirik Kelly sinis.
"Hahaha, gue becanda! Lo sensitif aja kalo urusan Wili."
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me - Sasteve
Teen FictionKeputusan yang paling sulit dalam cinta adalah ketika aku harus memilih antara tetap bertahan atau harus melepaskanmu. - T A M A T -