Nine

140 25 0
                                    

"Sas! Lo mau kemana?"

"Ke loker, ta."

Nabita menghampiri Sasya dengan sedikit larian kecil.

"Gue ikut, sekalian mau ambil buku."

"Oke."

Mereka berjalan beriringan. Sesekali tertawa karena mendengar Nabita bercerita tentang hidup nya yang super ceroboh.

"EH EH LIAT TUH, CEWEK YANG KEMARIN JALAN BARENG STEVE!"

"CANTIK SIH."

"TAPI GUE TETEP NGGAK RELA!"

"BERARTI STEVE SUKA YANG LUGU-LUGU YA?"

"MULAI BESOK GUE JADI LUGU AH!"

"SOK BANGET SIH!"

Sasya benar-benar risih atas apa yang ia dapat disepanjang koridor. Untuk apa mereka semua mencampuri urusannya? Sasya sama sekali tidak ingin bermasalah disekolah ini.

"Sas.. Jangan di dengerin. Hobi mereka emang suka ngomongin orang. Itu yang bikin Steve nggak suka!"

Sasya mengangguk cepat lalu mereka mempercepat jalan nya.

"Awas nabrak lagi, Sas."

Suara nya.

Sasya mendongak dari tundukannya dan benar saja, lagi-lagi Steve dihadapannya namun tidak dengan menabrak nya.

Steve melihat tingkah Sasya yang aneh, setelah Steve memastikan sebab Sasya bertingkah seperti itu. Steve merasa sedikit bersalah padanya.

Mata mereka bertemu. Mereka cukup berpandangan lama sebelum Sasya menerobos bahu Steve untuk melewati nya.

"Sas.."

Sasya berusaha untuk tidak menoleh.

"Jangan dengerin kata-kata orang. Lo nggak pantes membaur sama mereka!" Steve mempertegas suara nya dengan tatapan tajam nya ke setiap murid yang sejak tadi menggosipi Sasya.

"Tengok dia, Sas!" Nabita membisik.

Disana Steve masih menunggu respon Sasya. Dan disini Sasya tidak tahu aoa yang harus ia lakukan. Steve sudah membelanya, sudah pasti semua murid makin membencinya.

Sasya berdecak lalu melanjutkan langkahnya. Nabita memukul dahi nya kuat atas perlakuan Sasya. Dan Steve, ia hanya bisa menatapi Sasya yang bahu nya perlahan mulai hilang dari pandangan nya.

"Sabar, Steve!" Ucap Arpan yang berada disudut koridor lalu menghampiri Steve bersama teman-teman yang lainnya.

"Sabar buat apa?"

"Atas perlakuan Sasya ke lo?"

Steve tersenyum pahit.

"Gue udah biasa, sikap nya emang gitu. Cabut!"

Arpan masih begitu tidak percaya. Jika benar Steve sudah jatuh cinta, kenapa harus dengan Sasya. Dari sikapnya, mereka tahu Sasya perempuan yang belum tentu bisa ditaklukan oleh Steve. Memang aneh. Padahal disana Steve tidak perlu mengejar pasti akan banyak wanita yang memburu nya.

*

Melihat Sasya yang terus berjalan dengan tatapan kosong membuat Nabita berfikir berkali-kali untuk menegurnya.

"Nab, loker lo dimana?"

"Eh i-itu disebelah loker lo, Sas."

Sasya membulatkan bibir nya lalu membuka loker miliknya.

"Sas, memang lo nggak tertarik sama Steve? Kok lo bersikap biasa gitu sama dia." tanya Nabita sambil mencari apa yang ia cari didalam loker miliknya.

Say You Love Me - SasteveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang