Thirteen

139 23 0
                                    


Mengapa aku senantiasa mengagumimu? Sebab, kau memiliki kecantikan yang tiada putus.

______________________________

Pagi ini Steve berada di mobil. Sedang mengemudi menuju sekolah. Didalam mobil Steve sesekali tersenyum. Bahkan ia juga tidak mengerti. Kenapa ia bisa sesenang itu saat Sasya bersama nya.

Bahkan rencana untuk melupakan tidak berhasil se-persen pun. Dengan mudah nya Sasya dapat mengambil hati Steve kemarin.

*

"Wili, kamu kenapa?" Sasya sedari tadi sangat bingung. Wiliam tidak ingin bicara padanya, tidak menjawab semua ucapan nya.

Bahkan saat diperjalanan menuju sekolah Wiliam pun Sasya hanya dianggap patung oleh Wiliam.

Sasya menghela nafasnya kasar.

"Wili. Maaf kalo kakak ada salah, kakak minta maaf banget. Jangan cuekin kakak dong, plis."

Wiliam tetap kekeh dalam diam nya. Ia asik memainkan ipad nya.

Ponsel Sasya berdenting.

SteveMartin : Masih pagi, jangan cembetut. Pamali.

Sasya bergidik heran. Maksudnya? Sasya tidak mengerti. Sasya menoleh sisk kanan nya dan mata nya melebar melihat sosok Steve lah yang ada di samping mobil nya.

Senyuman Steve. Ya ampun.

Manisnya.

Ponsel Sasya berdenting lagi membuat Sasya tersontak dari lamunan nya.

SteveMartin : baru sadar ya gue ganteng.

Sasya memutarkan kedua bola mata nya.

SasyaRiana : paasii

SteveMartin : ada apa? Wili mana?

SasyaRiana : dia pundung sama gue.

Setelah itu Sasya memasukkan kembali ponsel nya di saku. Sasya masih merasa tidak nyaman jika sedang didiamkan oleh Wiliam.

"Wili...Wili...Wili...Wili."

Lucu. Sasya seperti merengek meminta balon kepada Wiliam.

Wiliam juga terlihat sedang menahan tawanya. Sosok kakak nya itu sangat lucu jika bersikap manja pada nya. Sasya hanya bisa bersikap seperti itu pada Wiliam.

"Ah Wili mah! Jangan marah lagi, dong!"

Wiliam tetap memandang kaca dan tidak mau melihat Sasya. Sasya melihat sisi kanan nya lagi, Steve sudah tidak disana.

Badmood gara-gara Wili.

"WiliamAlvaro. Tengok kakak ih, kakak mau di cium kamu, Wil."

Biasanya, Wiliam langsung mencium Sasya jika Sasya sudah merengek. Ini tidak, Wiliam masih kekeh pada bungkaman nya.

Sesampainya di sekolah Wiliam. Sasya seger turun untuk mengantarnya, namun Wiliam menghentikan nya.

Say You Love Me - SasteveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang