Twenty six

121 24 0
                                    

Di pagi yang cerah ini. Sasya sedang membenahkan diri untuk bersiap pergi ke sekolahnya. Sasya merasa dirinya sudah sembuh total. Kemarin ia hanya kelelahan belum lagi kisah asmara nya yang melibatkan hujan pada malam itu.

"Wiliam... Wiliam..."

Anak kecil itu lantas berlari mendengar panggilan dari sang Kakak.

"Iya kakak?"

"Ayo diminum susu nya. Kotak bekal nya jangan lupa dimasukkan ke dalam tas. Jangan sampe lupa!" Ucap Sasya sembari mengikat dasi yang ada di lehernya dengan rapih.

"Siap. Bos!" Wiliam bergegas melaksanakan perintah Sasya.

Drrtt...drrrtt

Sasya menoleh ke nakas nya. Ia meraih ponsel nya setelah melihat ke kaca bahwa dasi yang tadi ia lampirkan sudah rapih.

Senyuman mulai tercipta kala ia melihat pesan line tersebut.

SteveMartin : Aku tau kamu pasti sekolah pagi ini. So, dont forget for breakfast nya.

Rasanya senang sekali. Mengenal Steve sampai pada akhirnya menjadi sepasang kekasih.

SasyaRiana : Thxu for it. Kamu juga oke?

Belum ada waktu lama. Pesan itu segera kembali bergetar.

SteveMartin : Siap. Mau aku jemput nggak?

SasyaRiana : Gak usah. Ini juga udah mau pergi. Sama Wili juga.

SteveMartin : Take care.

SasyaRiana : You too.

Sasya memasukkan ponsel nya ke dalam tas lalu memasuki mobil bersama Wiliam.

"Kakak kalo nanti ngerasa pusing. Segera pulang ya?" Ucap Wiliam tiba-tiba.

Sasya menolehnya lalu mencium pipi Wiliam dengan sayang.

"Iya bos kecil. Siap!"

**

Steve memakirkan mobil nya ditempat biasa lalu berjalan menuju kelas nya. Seperti pada hari-hari sebelumnya, sepanjang koridor banyak siswi yang memperhatikannya.

Dari yang menatapnya kagum sampai iri. Namun sikap Steve sama. Ia tidak menghiraukannya. Menurutnya itu adalah hal yang tidak penting.

"Steve, tunggu." Steve menoleh dan dilihatnya Arpan sedang jalan menghampirinya.

"Ada angin apa lo dateng pagi?" Ucap Arpan lalu mereka berjalan bersama.

"Pengen aja." Jawab Steve singkat.

"Oh yaa?" Arpan seperti ingin meledeknya.

"Sshhh, Pan. Masih pagi aelah!"

Arpan cengengesan sendiri lalu merangkul pundak Steve.

**

Sasya baru saja sampai diperkarangan sekolah. Setelah berjalan menuju ruang kelas ia menghentikan langkahnya. Ia berfikir akan ke loker terlebih dahulu karena buku cetak nya sebagian ada di dalam sana.

Sesampainya di loker Sasya membuka loker miliknya dengan kunci.

"Hai.." sapa seorang yang secara tiba-tiba menyandarkan dirinya ke loker sebelah Sasya.

Sasya memutarkan kedua bola matanya lalu menghela nafasnya gusar.

"Lo lagi." sepertinya Sasya sudah sangat gerah dengan pria itu.

"Jangan marah-marah. Masih pagi, Sas."

"Lo itu siapa sih! Mau apa!?"

"Gue kan Marcel. Gue cuma mau nyapa lo aja."

Say You Love Me - SasteveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang