Saat mobil Steve terparkir begitupula Sasya yang baru saja turun dari mobilnya.
Steve melihat Sasya yang sedang berjalan memasuki gerbang dengan senyum-senyum tak jelas. Itu semua berkat tingkah adiknya sendiri. Wiliam.
Tiba-tiba Sasya merasakan hangat dibagian jemarinya. Sasya melihat. Benar saja, Steve sudah menautkan jemari mereka.
"Kangen." Ucap Steve pelan sambil jalan.
Sasya melirik Steve lalu tersenyum.
"Ber--"
"Jangan bilang gue berlebihan!"
Sasya menyengir.
"Udah sarapan?"
Sasya mengangguk.
Tak pernah terlewat meski hanya sehari. Steve selalu jadi bahan tontonan khususnya kaum wanita. Namun Steve adalah Steve. Yang cuek dan tidak peduli dengan kata orang.
Steve melihat Sasya yang raut wajahnya terlihat semakin malu. Steve sedikit menarik Sasya hingga kini Sasya didalam rangkulan nya. Sasya terkejut. Dan tentu saja hal itu mengundang banyak jeritan histeris yang keluar.
"Lo berani kan?" tanya Steve ditelinga Sasya.
"Yes. If with you." Jawab Sasya membuat Steve terkekeh kecil.
"Nanti kita bisa bicara lagi. Kamu masuk." Steve menunjuk kelas Sasya dengan dagu nya setelah sampai didepan kelas Sasya.
Sasya mengangguk. Lalu berbalik.
"Sas!" Panggil Steve. Sasya menoleh hingga rambut panjang yang ia gerai mengikuti arus kepala nya bergerak.
Steve tersenyum.
Cantiknya alami.
"Hmm. Ada apa?" Sasya menaik turunkan dagu nya.
Steve ingin sekali bisa bicara banyak padanya. Ingin sekali meluapkan isi hatinya. Namun Steve juga tidak ingin Sasya terlibat dalam urusannya yang rumit.
Steve menyayangi Sasya. Tidak bisa ia biarkan wanitanya akan kesusahan karnanya.
"Gakpapa. Cuma mau ngingetin. Awas ketiduran." Alibi Steve membuat Sasya tertawa kecil.
Steve memandanginya. Ia suka tawa itu.
"Yaudah aku juga mau ke kelas."
"Steve!" panggil Sasya. Dan Steve berbalik menoleh.
"Gakpapa. Cuma mau ngingetin. Jangan bolos. Awas!" Ucap Sasya bergidik tegas.
Steve terkekeh lalu mengangguk.
Mereka memasuki kelas masing-masing.
**
"Hey. Ayolah!! Kenapa jadi jangkrik gini sih." Ucap Sandi yang sejak tadi melihat Steve dan Arpan saling diam.
"APA YANG TERJADI PADA DIRIMU.. APA YANG TERJADI PADA CINTAMU OOHH APA YANG TER--"
"Ssshhh!!" ringis Sandi menghentikan Refi yang malah bernyanyi.
"Steve. Semua baik-baik aja kan?" akhirnya Arpan angkat bicara.
Steve menoleh sekilas lalu menghisap dalam-dalam rokok nya.
"Ya!"
"Steve. Sori. Kalo semalem gue.."
"Gue harusnya bilang makasih! Lo udah peduli sama gue."
Arpan mengulum senyum nya.
"Gue sedih, gaes." Ucap Refi dengan raut melas nya.
Mereka mengernyit bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me - Sasteve
Teen FictionKeputusan yang paling sulit dalam cinta adalah ketika aku harus memilih antara tetap bertahan atau harus melepaskanmu. - T A M A T -