"Gue minta maaf atas semuanya. Gue tau gak mudah untuk memaafkan perbuatan payah gue, gue khianatin lo demi Safira!" Januar merasa malu didepan Steve. Ya, Januar langsung menemui Steve yang kebetulan sedang ada di bescam tanpa memberitahunya.
Steve menghembuskan nafas bersamaan dengan gumpalan asap rokok yang sedari tadi ia jadikan pelampiasan.
"Gue maafin," Ucap Steve cuek.
Januar terkejut, pasalnya, Steve termasuk jenis orang yang sulit memaafkan, "lo lagi gak mabuk kan?"
"Lo liat gak disini ada minuman?"
Januar tidak melihat apapun. Hanya sekaleng minuman bersoda dan juga sebungkus rokok serta pematik milik Steve.
"Ter--"
"Janga tanya, gue belajar semua dari Sasya, dia bukan sekedar ngajarin gue tentang caranya mencintai. Tapi juga dia kasih tau tentang caranya hidup, meski disekitar banyak banget penipu halus yang gak kasat mata." Ucap Steve begitu menusuk. Tentulah Januar merasa ucapan Steve tertuju padanya. Januar terima itu, karna dia memang pantas.
"Ya lo berhak lakuin itu, bahkan semua itu gak cukup untuk bayar semua yang gue lakuin pada persahabatan kita."
"Pertemanan lebih tepatnya,"
Januar menghela nafas pelan, "gue harus apa biar lo bisa percaya lagi sama gue?"
"Lo udah tau alasan lo lakuin ini ke gue?"
Januar menggeleng, lalu berfikir.
"Gu-gue juga gak ngerti! Kenapa gue bisa semudah itu nurutin kemauan nya Safira, gue gak bisa nolak apapun yang dia minta, dan yang enggak dimengerti lagi, gue nurutin semua rencana dia tanpa pikir panjang!"
"Itu semua karna lo SAYANG sama dia! Lo suka sama dia, bahkan mungkin lo udah cinta!" Ucap Steve tiba-tiba meninggi.
Januar melongo ke arah Steve, "gak, gak mungkin!"
"Gak mungkin apanya? Lo pikir aja deh ya dari awal. Dari awal lo itu selalu nyita perhatian lo ke dia, tiap gue cerita tentang Sasya ataupun keluarga gue lo slalu menyangkutpautkan Safira. Lo takut dia sakit hati lah, lo takut dia kenapa-kenapa lah. Rasa ingin melindungi dia itu ada, bahkan menurut gue berlebihan, sampe-sampe lo rela lakuin hal semenjijikan itu! Gue maafiin lo, karna gue juga sadar. Apapun bisa nekat dalam urusan perasaan. Termasuk semua yang udah lo lakuin!" Ucap Steve memberi penjelasan.
Januar menatap Steve. Sekarang Januar berpikir, apa benar ia telah mencintai Safira? Jika iya, bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan hati wanita itu?
"Safira cintanya sama lo.."
"Tapi dia udah belajar ikhlas. Ketulusan hati Sasya udah bawa dia ke jalan yang benar, bahkan gue suka berfikir, gue bukan cowo yang pantas berdampingan sama seorang malaikat."
Januar memegang bahu Steve, Steve melirik sinis lalu Januar melepaskan nya kembali. Memang dalam ucapan Steve memaafkannya, tapi memaafkan bukan berarti semua yang membekas akan hilang.
SasyaRiana : semoga kamu sama Januar juga bisa berbaikan. Aku tau kamu kesel, kekesalan juga gak akan bertahan lama. Jangan sia-siain hidup kamu untuk hal yang hambar.
SasyaRiana : memaafkan memang mudah, menuluskan hati untuk memaafkan yang tidak mudah. Berusahalah sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me - Sasteve
Teen FictionKeputusan yang paling sulit dalam cinta adalah ketika aku harus memilih antara tetap bertahan atau harus melepaskanmu. - T A M A T -