Sixteen

125 25 0
                                    

"Steve! Hurry up please. Kita disini cuma nunggu lo."

"15 menit!"

Steve mengganti pakaian nya lalu menuruni satu per satu tangga dengan cepat.

Mobil. Bukan yang itu.

"Tito!"

"Iya den? Saya." satpam rumah itu menghampiri Steve dengan sekali panggilan.

"Buka garasi. Sekarang!"

Satpam itu terlihat ragu atas perintah Steve barusan. "Ta-tapi den,"

"Saya bilang buka!" Ucap Steve menegaskan. Dengan rasa takut bercampur bimbang satpam itu segera melaksanakan perintah Steve.

Kunci? Astaga!

Steve memukul dahi nya lalu berfikir untuk mencari kunci mobil satu nya lagi yang disita oleh Edwar.

Steve berlari menuju kamar Edwar. Sesampainya disana, ia membuka perlahan kenop pintu nya. Ternyata ayah nya itu belum pulang dari kerja.

Steve memulai aktivitas nya untuk mencari apa yang ia inginkan.

Sial !

Ia tidak menemukan apapun didalam kamar Edwar. Semua yang ia bongkar tidak membuahkan apapun. Steve semakin kesal. Janji nya pada teman nya tadi 15 menit dan selama ini ia sama sekali tidak pernah mengikar janji meskipun masalah waktu.

"Den.. Udah saya buka." ucap satpam setelah melaksanakan perintah Steve.

Saat satpam itu ingin berbalik Steve menahan nya. "Kunci." kata Steve.

"Gue tau. Lo yang megang!"

"Bu--bu--"

"Alah lama! Serahin. Disuruh Papi."

Satpam itu menatap ragu Steve.
"Tap-"

"Gue nggak pernah mecat pegawai rumah." Ucap Steve dingin.

Merasa takut atas ucapan Steve yang terkesan mengancam. Satpam itu merogoh saku celana nya lalu langsung memberi nya pada Steve.

Steve terkekeh lalu berlari kecil menuju garasi nya.

"Berapa lama lo nggak gue gunain. Calm it!" Steve memukul pelan badan mobil berwarna merah lekat itu lalu memasuki nya.

Sebelum pergi, Steve memainkan gas secara berulang-ulang sampai suara gas mobil tersebut membuat gendang telinga pelayan rumah terutama satpam hampir saja rusak.

Mobil itu melesat secepat kilat mengeluari perkarangan rumah mewah itu.

Setelah beberapa menit Steve sudah sampai ditempat yang selama ini jarang ia temui. Jarang karena larangan dari Mami nya dan juga Adrian. Steve berfikir. Jika sekarang mereka sudah tidak ada, untuk apa ia berhenti nakal?

Steve disambut banyak teman-teman yang begitu mengharapkannya.

"Wah. Steve bro!"

"Steve!"

"Kemana lo kemaren? Mati suri?"

"HAHA--!"

Steve hanya terkekeh kecil sembari menyambut tos ala pria dengan semua teman-teman nya.

"Dimana Januar?" tanya Steve langsung.

"Hallo my brother! Gimana setelah kembali ke bescam? Makin rame kan? Lo nggak salah pilih gue jadi tangan kanan lo!" ucap pria bernama Januar yang datang dari sudut keramaian.

Steve memeluk Januar ala pria.

"good boy!" Steve menepuk bahu Januar.

"No! Kita Bad Boy."

Say You Love Me - SasteveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang