Kadang, usai hadapi waktu sukar; ruang luas amat diperlukan. Secawan kopi panas dicicip perlahan di samping sebuah antologi sajak bertaut di jiwa. Jendela terbuka tak bertirai. Biar cahaya masuk melaluinya. Cahaya sedia ada terlalu terang untuk kesunyian. Biar sukma yang tahu gerak mata.
Pasca waktu sukar itu sempit tapi pantas. Sedang perjalanan dari bumi ke langit tak cuma sedetik. Merentas jalan ke pantai tak sedatar yang disangka. Terlalu banyak gunung, terlalu banyak batu, terlalu banyak hutan yang sedia menerkam dan melenyapkan.
Lebih baik diam di sini seperti biasa. Ruang yang ada untuk kita adalah di sini. Di antara kesunyian dan cahaya dari jendela.
YOU ARE READING
Menari Dalam Gelap.
PoetryRintik-rintik waktu yang gugur di antara kita; jalan dan lorong-lorong kecil pun tak menuju maksud. Sepi kian meresap ke dinding kamar tidur kita, di mana kita berdua dalam ketiadaan; hilang dalam kewujudan. Dalam aku digulung debu-debu hitam dan ka...