Untuk keluar dari kegelapan, yang aku temukan adalah dua ruang. Keduanya memisahkan kaki kiri dan kanan. Tersepit di antara ehsan dan dunia impian ku. Memaksa ku memilih satu dari keduanya, padahal aku benci akan paksaan, desakan dan ugutan. Jurang pemisah aku dan kebebasan.
Keramaian penawar kesunyian. Tapi bagaimana dengan sahabat yang aku biarkan sendiri?
Saudara adalah yang pertama. Tapi ibu sedang memendam rindu meniti jembatan di antara pagi dan senja.
Cita-cita? Tapi aku buntu dengan kedua ruang ini dan aku belum ada kebebasan.
Justeru aku menari dalam kegelapan. Dari aku terdera oleh paksaan.
YOU ARE READING
Menari Dalam Gelap.
PoetryRintik-rintik waktu yang gugur di antara kita; jalan dan lorong-lorong kecil pun tak menuju maksud. Sepi kian meresap ke dinding kamar tidur kita, di mana kita berdua dalam ketiadaan; hilang dalam kewujudan. Dalam aku digulung debu-debu hitam dan ka...