"Suara tangis yang kau dengar di pagi kudus ini adalah aku mengenang pemilik mu."
Senja syawal menjelang menyentuh sekalian hati yang turut merasakan kesunyian,
Hati anak yang tercari-cari kelibat ayah di pasar,
Ibu yang bergigih di rantau menahan rindu mendakap anaknya di kala takbir bergema,
Prajurit yang merenung gambar kekasihnya di tengah belantara,
Begitu pula dengan saudara di sana,
Mereka ditindas malah dibunuh oleh peluru yang nyata,
Tiada langit biru buat mereka,
Cuma hari esok menjadi harapan atau sekadar mimpi,Begitulah serangkaian kisah kesunyian dan luka-luka yang terpaksa di tempuh meski hati sentiasa memilih untuk bersama,
Tinggal asa yang memaksa keinginan untuk meneruskan hidup sebegini,
"Cahaya kekasih yang benar."
Syawal tahun ini adalah aku yang bersembunyi di balik keraian,
Aku yang bermakna kesepian,
Digubris kenangan,Tapi,
Ini adalah hari kita melupakan ketakutan,
Dengarlah gema takbir,
Di mana letaknya kepiluan?
Kalimah yang memuja cinta abadi,
Cinta yang mengatasi kenangan dan masa depan."Salam dunia, salam semua, salam hari raya, bersinar akhirnya. Ini lah hari kita; tiada lagi rasa ketakutan."
Kekasih ku,
Kukuh kan kekuatan ini,
Tuntun aku yang mencari mu dalam derita dan lara.
YOU ARE READING
Menari Dalam Gelap.
PoetryRintik-rintik waktu yang gugur di antara kita; jalan dan lorong-lorong kecil pun tak menuju maksud. Sepi kian meresap ke dinding kamar tidur kita, di mana kita berdua dalam ketiadaan; hilang dalam kewujudan. Dalam aku digulung debu-debu hitam dan ka...