Di sini aku hanya ingin menikmati kerancakan tingkah kehidupan. Demi memenuhi hasrat kebahagiaan. Berjalanan tenang menyusuri gigir curam serta aman berpapasan gelora raksasa. Siap bertenaga untuk bangkit dari pedihnya hempasan dicampak mimpi yang binasa.
Semua yang aku mahu di hadapan adalah sederhana.
Bukan istana, bukan pula kencana.
Asal terkota sudah janji ku pada ayah. Asal aku mampu melangkahi ranting-ranting yang patah menuju rumah tempat aku tegak berdiri sendiri.
Kalau nanti ada badai datang menerpa; aku siap meninju dadanya.
Serta menjadi tembok buat orang yang aku kasihi.
YOU ARE READING
Menari Dalam Gelap.
PoesíaRintik-rintik waktu yang gugur di antara kita; jalan dan lorong-lorong kecil pun tak menuju maksud. Sepi kian meresap ke dinding kamar tidur kita, di mana kita berdua dalam ketiadaan; hilang dalam kewujudan. Dalam aku digulung debu-debu hitam dan ka...