Aku pernah menadah wajah ku kepada langit demi memperlihatkan kepada nya akan kekerdilan ku. Supaya sesuatu yang berdiam di sana memberi sedikit tanda bahwa ia tahu akan kepahitan dalam ruang perasaan ku.
Ketika tidak ada satu pun cinta yang membuka telapak tangan nya buat aku adukan keperihan hati. Ketika hanya ada awan melindungi kekalutan fikiran ku daripada radang matahari. Ketika desahan angin mengejutkan kesepian yang telah sepi. Ketika aku mendapati tiada satu pun yang mendekat menghindarkan aku dari sunyi.
Aku temukan langit yang luas dan tinggi. Yang pernah menjadikan aku tunduk sementara ia tak pernah merendahkan pundaknya. Yang sering menyeru aku datang kepadanya sedang ia tak pula membawa aku ke sisinya.
Lalu ku tadahkan wajah ku yang kusam dan suram dihimpit nestapa. Serta desakan memilih satu di antara banyak hal yang menjebak aku dalam kancah kesesatan. Hukuman demi hukuman mengheret jiwa ku ke jurang gelita. Tiada lah ku temu kan sesuatu yang lebih luas selain langit; juga yang berdiam di sana.
Maka aku tadahkan wajah ku yang kusam dan suram ini, serta ku persembahkan segenap kekerdilan ku; agar nanti ada yang menjawab sekadar memberi tahu bahawa ia mengerti.
YOU ARE READING
Menari Dalam Gelap.
PuisiRintik-rintik waktu yang gugur di antara kita; jalan dan lorong-lorong kecil pun tak menuju maksud. Sepi kian meresap ke dinding kamar tidur kita, di mana kita berdua dalam ketiadaan; hilang dalam kewujudan. Dalam aku digulung debu-debu hitam dan ka...