Kita bertemu kembali. Kembali dari gelombang. Sebuah rasa yang hilang ditimpa badai. Dataran melonjong tak berbunga tak bertepi. Kita bertemu di setiap jurang dan ranjau. Di mana aku bertanya "adakah engkau melihat aku?"
Celaka. Benar itu adalah aku. Terpuruk di setiap kegelapan yang kau jelmakan. Sebelum kau kata aku manusia yang berpaling. Atau mereka yang menganggap aku sedang binasa menurut kesempitan hati manusia.
Kita bertemu kembali. Demi menemukan jalan untuk ku. Setelah ini, kau hilang lagi. Kau hanya ada ketika aku dibelenggu keresahan. Ketika aku bermegah, kau tiada. Kau menjadi tidak lebih dari sekadar nama yang terukir di tembok dan kayu.
YOU ARE READING
Menari Dalam Gelap.
PoetryRintik-rintik waktu yang gugur di antara kita; jalan dan lorong-lorong kecil pun tak menuju maksud. Sepi kian meresap ke dinding kamar tidur kita, di mana kita berdua dalam ketiadaan; hilang dalam kewujudan. Dalam aku digulung debu-debu hitam dan ka...