Di suatu sudut desa kehampaan,
Terhampar lapangan hijau dan ilalang,
Aku bersandar pada kaki pohon ketika degupan jantung malam mencapai puncaknya,
Harapan kaku menatap dada langit suram tak punya sedikitpun cahaya,
Bintang tak memberikan cerita,
Ketika angan ku terbang menjauh,Lantas ku singkap suara hati,
Setiapnya tak menurut ingin ku,
Terkapar-kapar aku dalam mimpi,
Menanti jauh gendang subuh dipalu,
Untuk aku mengejarnya,
Meninggalkan desa ini,
Mendapatkan mentari,
Menggapai syahdu pagi,Impian tidak datang sempurna,
Bencana tak membunuh pula kesempurnaan,
Aku di sini untuk menetapkan diri,
Di antara hitam dan putih,
Menjadi sumbu menyalakan harapan hati sahabat,
Meski aku tinggal di desa ini,
Dirangkul penderitaan tak kunjung sepi,
Awan mendung kan ku ganjakkan,
Badai pun aku hirupkan.
YOU ARE READING
Menari Dalam Gelap.
PoetryRintik-rintik waktu yang gugur di antara kita; jalan dan lorong-lorong kecil pun tak menuju maksud. Sepi kian meresap ke dinding kamar tidur kita, di mana kita berdua dalam ketiadaan; hilang dalam kewujudan. Dalam aku digulung debu-debu hitam dan ka...