Sering aku bertanya diri ku,
Dalam bisik, dalam mata, serta kitaran nafas ku,
Juga pengamatan berinti celaru di simpang haru,Banyak hal,
Terlalu banyak hal,
Ketika matahari mulai terbit,
Pasti awan mendung menghadang garis horizon serta runcing-runcing bukit dan gunung,
Ketika aku hampir mendapat cahaya di hujung kelam, maka akan ada jurang beranjau memisahkan aku dengannya,Apakah.. kehidupan ini sebenarnya tidak mahu sekalipun adil dengan ku?
Atau aku yang hanya mahu belayar jika samudera itu tenang seperti danau?
Atau sebenarnya aku tak layak memiliki sedikit pun harapan?
Janganlah jerih payah ini sekadar berakhir dengan kelelahan,
Setidaknya, biarlah ada pelangi pada hamburan air deras di lata,
Setidaknya tiada batuan jeram di saat nanti aku meluncur ke muara,Tapi,
Biarlah,Mungkin tidak ada yang akan pernah selesai ketika ia ada.
Kerana di mana ada harapan, di situ kepedihan bakal bermula.
YOU ARE READING
Menari Dalam Gelap.
PoetryRintik-rintik waktu yang gugur di antara kita; jalan dan lorong-lorong kecil pun tak menuju maksud. Sepi kian meresap ke dinding kamar tidur kita, di mana kita berdua dalam ketiadaan; hilang dalam kewujudan. Dalam aku digulung debu-debu hitam dan ka...