Chapter 5

5.7K 289 4
                                        

Mulmed: Bara

"Sekarang mungkin kamu masih jadi orang asing yang sekedar lewat. Siapa yang tau, mungkin besok nama kamu jadi urutan pertama dalam daftar orang paling berarti."

-MadnessOfBrothers-
________

Gian membaca ulang isi surat yang ia tulis sebelum meletakannya di atas kasur. Ia membuka pintu kamarnya sepelan mungkin lalu mengedarkan pandangan di balik pintu untuk melihat situasi di luar. setelah yakin situasi aman ia berjalan keluar dengan mengendap-endap. seperti rencana sebelumnya Ia akan tetap pergi sekolah. Tanpa sepengetahuan kakaknya, cewek itu menyembunyikan satu set seragam sekolah di lemari tempat pakaian dalam. kakaknya tidak akan berani menggeledah lemari yang isinya barang pribadi cewek. Rok seragam itu pendek di atas lutut. Itu sebabnya Ia sembunyikan. Saat sebelum tidur cewek itu sengaja mengatur alarm pukul empat pagi, supaya Ia bisa bangun lebih awal dari kakaknya.

Mereka pikir dengan mengambil semua peralatan sekolahnya, Gian tidak bisa pergi sekolah. Tentu saja cewek itu tidak akan kehabisan akal jika menyangkut kemauannya. Ia bisa saja membelinya lagi saat di jalan. Dan untuk seragam sekolah Ia punya cadangan lain, pastinya.

Gian turun ke bawah, saat di ruang tv ia melihat Sam dan kakaknya, Gionino tertidur di lantai yang berlapis karpet lembut sedangkan Bastian tidur di sofa bed. Gian tidak melihat Aldrian di antara mereka, kemana kakaknya yang satu itu? Apa mungkin dia tidur di kamarnya ya? Ah, sudahlah. Pikirnya tidak peduli.

Gian mendekati Sammy, dia tertidur pulas sekali. cewek itu terkikik geli saat melihat muka kakak sepupunya itu yang tertidur. Kalo di foto bagus nih, pikirnya jahil. Tapi sayang ia tidak punya waktu.

Dengan hati - hati Gian mencari kunci mobil Sam yang akan ia pinjam sebentar. yah, hanya sebentar kok!

Gian mencari kunci mobil itu di sekitar sofa, tidak ada. di meja, tidak ada juga. Gian bingung di mana kunci mobilnya?!

Tapi cewek itu tidak akan menyerah, ia akan coba menggeledah Sam, siapa yang tau dia menyimpan di saku celananya dan tentu saja dengan sangat hati - hati jangan sampai si tengil itu terbangun.

Ada, Ketemu! Gian bersorak dalam hati dan mendesah lega.

tanpa membuang waktu setelah mendapat kunci mobil dia berjalan mengendap - endap lagi. oh, ya ampun! Ia merasa seperti maling di rumah sendiri!

cewek membuka pintu rumah sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara yang akan membuat mereka terbangun.

Setelah di luar gian menghembuskan napas lega. Gian melihat jam di tangannya, masih pukul lima pagi. nyari toko kemana jam segini? Pikirnya. Ah bodo! Itu bisa di pikirin nanti, yang penting sekarang ia mesti cepat pergi sebelum para idiot itu bangun.

Gian berjalan keparkiran mobil, disana ada tiga mobil lamborgini milik kakaknya, dua mobil BMW dan satu mobil Mercedes milik keluarga, dan tentu saja satu mobil ferari milik Sam, itu dia! Gian masuk kemobil berwarna orange tersebut, Wow! Satu kata untuk mobil ini.

Gian mulai menjalankan mobilnya. Ia hanya membawa dompet dan ponsel, serta hanya pakai sendal jepit dan sialnya ia merasa seperti orang yang kena kebanjiran!

"Waktunya jalan - jalan babe!"

Gumamnya menyeringai mobil ini benar-benar keren.

***-

Aldrian seperti biasa orang pertama yang bangun untuk menyiapkan sarapan pagi, tentu saja. Karena hanya dia yang bisa memasak. cowok itu meletakan nasi goreng buatanya di meja, dan melihat Gion yang baru bangun lalu dia duduk manis di meja makan tanpa mandi terlebih dulu.

Madness of brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang