chapter 19

3.1K 212 5
                                        

Aku tidak peduli, menjadi orang bodoh sekalipun, asal itu mendapat perhatiaan kamu..

-MadnessOfBrothers-

Mata Gian berbinar saat menatap makanan di atas meja, setelah pelayan mengantarkan menu makanan yang dia pesan beberapa menit yang lalu.

belum ada percakapan apapun di antara mereka. Gian bungkam begitu pun Bara.

Cowok itu menahan pertanyaan di lidahnya, saat melihat Gian begitu resah, dan takut, saat itu. Tapi sampai saat ini cewek itu tetap berusaha menutupinya. Padahal percuma, Bara tetap bisa melihatnya.

Perut Gian sudah keroncongan sedari tadi siang. Cewek itu menahan gejolak di hatinya. teringat saat semua kakaknya begitu percaya kepada Bella, menitipkan dirinya kepada cewek itu, membuat hati Gian sesak.

Gian mengulurkan tangan mengambil sumpit dan menguyah beberapa sushi di mulutnya dengan pelan. Cewek itu mendesah nikmat.

"Hmm.. Enak!" gumamnya mengunyah makanan di mulutnya dengan rasa nikmat. Makanan jepang adalah makanan favoritenya.

Bara hanya menatap gian dengan ekspresi datar. tidak habis pikir bagaimana bisa dia bertemu dengan Gian yang entah datang dari mana, cewek itu tiba-tiba menyeretnya ke restoran jepang dengan seenaknya.

Gian yang di tatap seperti itu hanya cengar-cengir cengengesan tanpa rasa malu atau teriminidasi sedikit pun oleh bara. Cowok itu hanya memutar bola matanya.

Setelah menghabiskan makanan di meja. gian melihat bara yang berada di hadapannya saat ini.

"Baiklah.. gian udah kenyang sekarang kita pulang!" seru gian semangat seperti anak kecil.

Entah sudah yang keberapa kali Bara memutar bola matanya karena tingkah laku gianina yang ke kanak-kanakan.

"Berhenti bertingkah seperti anak kecil. Sekarang jelaskan apa maksudnya ini." ucap bara dengan nada datar tanpa basa-basi.

Gian terkekeh lucu. "Kaku banget sih, Bara.."

Gian meraih sedotan di dalam gelas dan memasukan sedotan tersebut ke dalam mulut, cewek itu menyedot habis cairan buah di dalamnya.

"Haahh.. Lega... "

Gian melihat Bara yang masih menunggu. Akhirnya cewek itu hanya bisa menghela napas.

"Sebaiknya bara nggak usah tau, ini nggak penting banget kok."

"Terserah." kata bara kesal lalu meletakan beberapa lembar uang di meja sebelum melangkah pergi dari restoran.

"Eh?! Bara tungguin gian dong ih.." gian cepat-cepat menyusul bara.

"Tunggu sebentar!" gian meraih tangan bara untuk menghentikan cowok itu berjalan.

"Apa lagi sih!" sentak Bara.

Gian cemberut, tidak suka.

"Kamu itu ya, bener-bener! ngambekan banget sih, jadi cowok!" ucapnya kesal.

Ini cewek bener-bener bikin naik darah! Kesal Bara dalam hati. Cewek itu yang bikin kesel eh, dia sendiri yang kesel. dasar labil.

"Kamu itu sadar nggak sih? Kaki kamu itu panjang-panjang. kalo satu langkah di kamu itu, dua langkah di gian!" sungutnya marah-marah tidak jelas.

Bara menatap jengah ke arah cewek di depannya ini.

"Cerewet." gumam bara pelan tapi masih bisa didengar gianina.

Madness of brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang