chapter 22

3.6K 252 26
                                        

"gue tau lo dewasa, gue tau lo kuat, tapi gue juga tau dibalik semua itu lo sedih, menangis dan terluka.. Dan lo nutupin itu semua sendirian. "

-MadnessOfBrothers-
____

Selamat membaca😍😘

"kakak.. bikin gian nggak tenang tauk!" sungut gian kesal sambil memakan cireng dengan bibir manyun khasnya. "kalian keterlaluan becandanya, hal seperti ini bukan buat candaan. "

Gian tidak habis pikir bagaimana bisa ia di kerjain sampai menangis. Tadi gian menangis di ruang musik dan bodohnya ia tidak menyadari kalo di ruang musik itu ternyata tidak hanya ada dia dan kakaknya.

Gion hanya terkekeh melihat tingkah adiknya.

"ya, gausah maju juga ituh bibirnya." gian menepis tangan kakaknya, yang dengan jahil mencubit bibirnya yang sedang manyun.

"Ih.. Kakak!"

Gio tertawa renyah.

"kakak minta maaf. Lagi pula Sam sama Bas yang punya ide ini, kakak cuman ngejalanin peran aja. "

"Ih.. Sama aja tauk! " kesal gian.

Gionino terbahak saat melihat raut lucu adiknya.

"yaudah, kan sekarang acara ngerjain nih bocah udah berhasil. mending kita rayain." usul Sam. "lagian, gue udah bisa nebak sih, ngerjain anak manja udah pasti berhasil. gian kan baperan." lanjut sam dengan mengejek di akhir kalimatnya.

"gian nggak baperan! gian ituh, cuman gak tenang aja karena gian pikir kak Gio emang beneran marah." sergah gian tidak terima.

"cewe baper ya gitu, ngeles mulu."

"apa kamu bilang? dasar kutu beras!"
sewot gian.

"anak anoa!" balas Sam tidak mau kalah.

"pantat babi!"

"lo pantat ayam!"

"diem kalian berdua!" teriak bastian.

Bastian mulai kesal melihat tingkah mereka yang selalu ribut. Mereka berdua sangat kompak saat menjahili, tapi mereka juga tidak bisa melewatkan lima menit tanpa bertengkar tentang sesuatu.

Mendengar bentakan sang kakak sulung, keduanya terdiam seketika. Tapi, tidak dengan mata mereka yang saling menuduh satu sama lain.

"ini semua gara-gara Sam!" tuduh gian dengan isyarat matanya.

"salah lu ayam! " balas Sam tidak terima di salahkan.

"kalian ini, bisa akur sebentar nggak sih?"

"Nggak! " balas mereka serempak.

Bastian mengerang.

**

"wah, pizza nya enak! Lain kali sering-sering ya bawa pizza kalo main. "

"nggak! enak aja lo makan gratis dari pacar gue lagi duitnya. "

"emang enak! " cengir gian. "lagian kak celin kan baik, nggak kayak lo yang pelit. "

"Eleh bilang aja kan mau modus supaya di beliin."

"nggak! Siapa bilang. ka celin itu emang beneran baik orangnya. " gian mengunyah potongan terakhir pizzanya.

Gracelin, atau lebih sering di panggil celin itu hanya tersenyum. Ia tadi tidak berencana membeli apapun saat datang kesini, ke rumah sepupu pacarnya. Tapi karena saat di perjalan ia melewati kedai pizza membuatnya ingin membelinya untuk saudara sepupu ini.

Madness of brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang