chapter 34

1.8K 142 19
                                        

Ketika datang seseorang padaku meminta aku berikan hati..
Aku berikan tanpa perantara..
Percaya dan tersenyum hanya padanya...
tanpa dia tau, saat itu aku di sana melihatnya..
Sakit itu nyata..
perih.. Menyesakan.

Madness of brothers

Selamat membaca^

Berjalan keluar gerbang sendirian adalah untuk yang pertama kalinya. Karena biasanya ia selalu bersama kakaknya jika pulang sekolah.

Lima belas menit lalu Sam sudah pergi untuk menjemput Graceline. Sedangkan kedua kakaknya Bastian dan Aldrian tidak masuk sekolah karena ada jadwal kerja. Gionino sejak di koridor sampai sekarang hilang entah kemana. Dan, rasa cemasnya tidak mau hilang sejak dari tadi. Ia kawatir.

Lima menit lalu ia menghubungi Aldrian dan sekarang kakaknya itu sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya, itu sebabnya ia akan menunggu di depan gerbang. Aldrian ada pemotretan di Bandung sedangkan Bastian juga harus keluar kota karena itu tempat syuting untuk iklan terbarunya.

Seorang cowok yang memakai jaket hitam dengan kaus putih terlihat menunggu. Tubuhnya yang jangkung ia sandarkan di depan mobil sambil menatap satu persatu murid yang lalu lalang keluar dari gerbang sekolah. Tidak sengaja mata cowok itu menangkap seseorang yang tak asing baginya. Dia mencoba memperjelas penglihatannya. matanya nampak memincing. apakah benar cewek yang ada di sana adalah orang yang sama yang dia selalu pikirkan. Lalu kedua sudut bibirnya melengkung, tidak salah lagi.

"Gian!"

seru cowok itu tiba-tiba memeluk gadis yang saat ini tiba-tiba menegang. Cowok itu tidak menyadarinya.

tubuh Gian menegang mendengar suara yang ia kenal memanggil nama dan memeluknya. saat orang itu melepaskan pelukannya, ia tau. Ia tau siapa.

"Aku denger kamu di bawa keluarga kamu. Aku khawatir waktu tau soal Ayah kamu. Maaf saat itu nggak ada di samping kamu."

"Rey.."

"Aku pindah ke indonesia udah setahun.."

"Rey.."

"Jangan kawatir, kamu di sini, aku di sini. Ayah kamu yang brengsek itu udah di penjara. Kita bisa sama-sama lagi kayak dul-"

"REYHAN!"

Cowok yang bernama reyhan itu terdiam mendengar teriakan Gianina. Ia menatapnya, ada raut getir di wajah cantiknya. Bukan, salah, ada rasa sakit di sana.

Gian menatap cowok di depannya. Cewek itu tidak mengerti yang barusan di katakan Reyhan padanya tentang Ayahnya yang sekarang di penjara, tapi satu hal yang pasti, Ia merasa takut. Yang ia tau papa udah nggak ada. Udah meninggal. Gianina mengingat cowok ini sebagai kepingan masa lalu yang berhasil ia ingat. Dia adalah cowok pertamanya di.. Entah di mana ia tidak ingat. Yang jelas, cowok yang sekarang ada di hadapannya adalah kekasihnya dulu.

deg.

Jangan plis. Jangan sekarang.

"Rey sebaiknya kamu pergi.."

Cowok itu menggeleng. "Aku mau kasih tau kamu, sebulan lalu om Ben keluar dari penjara."

Deg.

Lagi.. Giani mengeleng dalam diam. ia tidak mengingat apapun yang dikatakan Reyhan. Tapi entah mengapa itu berefek besar padanya.

Bodoh. Tanpa sadar cowok itu malah memicu sesuatu yang sejak tadi gadis itu cegah. Gian sudah menyadarinya sejak kejadian di lorong bersama Bella. Gian selalu tidak tahan dengan kekerasan sedikitpun, ini trauma nya.

Madness of brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang