chapter 17

3.4K 206 0
                                    

Keadaanku tidak seburuk itu hingga harus butuh belas kasihan.

-MadnessOfBrothers-

"Ish.. " ringis Bastian.

luka di pipinya sengaja di tekan kuat oleh gianina. cewek itu terlihat masih kesal kepada kakaknya itu. tidak habis pikir kenapa mereka selalu saja membuat keributan apalagi ini tentang apapun yang berhubungan dengannya pasti di tanggapi berlebihan oleh kakak-kakaknya.

"Pelan-pelan gian, ini sakit."

cewek itu mendengus mendengar Bastian yang tidak hentinya mengeluh sejak dari tadi. Sebenarnya gian kasihan melihat kakaknya luka-luka kayak gini. Tapi, jadi berubah pikiran saat mengingat pengebabnya.

Gian terlebih dahulu mengobati Bastian, sedangkan Aldrian sendiri, menunggu giliran. Kakaknya itu terbaring di karpet empuk di depan tv dalam keadaan belum mengganti seragam sekolahnya. Sama seperti dirinya dan Bastian dalam keadaan yang sama.

"Al, gion mana?"

Bastian bertanya saat menyadari Gionino tidak terlihat sama sekali sejak di sekolah. Mata Aldrian terbuka perlahan saat mendengar pertanyaan Bastian.

Aldrian terdiam sebentar sebelum menjawabnya singkat "Tidak tau." lalu matanya kembali terpejam.

Bastian mengangguk samar. Lalu matanya memandang adik bungsunya dalam keadaan yang lelah, sedang serius mengobati luka di wajahnya sebelum mulutnya membuka suara, yang membuat gadis itu bingung.

"Gian kamu ke kamar ganti bajumu." Perintah bastian, lalu bangkit berdiri dari sofa.

"Tapi kak Al belum gian obati."

"Biarin aja nanti. Kamu lebih baik istirahat."

"Baiklah.." balasnya patuh. karena lelah, gian sampai tidak ingin melakukan apa-apa untuk beberapa jam berikutnya.

Setelah tubuh adiknya tidak terlihat lagi, Bastian datang dengan segelas minuman dingin di tangannya kemudian menaruh minuman itu di meja kecil di dekat sofa panjang yang ia duduki saat ini, sambil memegang ponsel di tangannya ia mulai mencari kontak gionino dan menghubunginya.

"Lo dimana?" Tanya Bastian dengan nada suara tidak bersahabat.

"Gue nemenin Bella di mall." Jawab gion di sebrang telepon.

"Balik sekarang." Perintah Bas tegas lalu mematikan sambungannya.

Tut.. tut..

Suara panggilan mati terdengar setelah Bastian mematikannya secara sepihak. Gion menghela nafas gusar. Ada apa? kenapa Bastian terdengar sangat marah pikirnya.

"Sayang.. aku udah selesai." Bella keluar dari salah satu butik dimall dengan membawa bungkusan dengan logo butik yang tadi ia masuki. Sekarang Bella dan Gion berjalan berdampingan dengan salah satu tangan Bella yang bergelayut ditangan Gion.

"Sayang.. aku lapar, kita makan dulu ya?" Katanya manja.

"Bella maaf, kayaknya kita harus pulang sekarang." Ucapnya menyesal.

"Kenapa? Sebentar lagi kita mau nonton."

"Aku harus pulang, ada hal penting."

Bella memandang Gion kesal. "Pasti masalah adik bungsumu kan?"

Gion tidak menjawab, hanya menunjukan tampang menyesalnya karena tidak menemani Bella seharian sesuai janjinya.

"maafkan aku.."

Madness of brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang