Chapter 45

2K 152 30
                                    

Aku lelah..

Madness of brothers

Selamat membaca^

Siang ini, para murid SMA Nesapa biasanya menghabiskan waktu istirahat untuk nongkrong di kantin, tapi beda dengan Gian. Cewek itu duduk di bangku panjang di taman belakang sekolah di bawah pohon mangga. Dia menyenderkan tubuhnya di bangku.

Untuk beberapa saat matanya terpejam, menikmati semilir angin menerpa wajahnya.

"Alea.." panggil sebuah suara dengan pelan.

Gian membuka matanya pelan. Dia melihat cewek yang paling di bencinya sedang berdiri dengan tangan yang bertaut. Gian berdiri dan berniat pergi.

"Alea, ku mohon." dia memelas.

Gian berhenti tanpa menoleh.

"tolong maafkan aku.. Aku tidak ingin berpisah dengan Aldrian, jadi tolong maafkan aku. Maaf atas kesalahanku Alea.."

"lo udah di luar batas, cha."

"Alea.. Tapi-"

"pergi! Setelah semuanya. lo dengan tidak tau malunya muncul di hidup gue." Geram Gianina dengan mata tajam.

Ocha memelas. Dia tidak tau jika kesalahannya akan sefatal ini. Ocha sudah mendengar semuanya, seminggu setelah hari itu. Karena berita tentang Alea sampai ke media. Dan bodohnya dia tidak tau jika masalahnya bakal seserius itu. Saat itu polisi dan pengacara menyelidiki kasus yang menimpa Alea. Dan tentu saja dia dan juga sepupunya Reyhan yang terlibat kena dampaknya. Mereka berdua di introgasi, hampir di pidana jika saja orang tua mereka tidak bertindak.

"aku minta maaf.."

"maaf?" Gian berbalik dan bedecih.

Ocha menangis.

Gian menggeleng. "berhenti nangis, Cha. Nggak berguna."

Gian merasakan nyeri di dadanya. Mengingat dirinya sudah tidak suci. Dan itu berkat Ocha dan sepupunya yang tidak lain adalah pacarnya dulu.. Reyhan. Hatinya sakit. Orang yang di percaya tulus mencintainya, ternyata adalah orang yang berpotensi untuk menyakiti.

Ocha bukannya berhenti malah semakin tergugu kencang. Cewek itu menggeleng.

benci. benci. benci. Gian menutup kedua telinganya. Suara tangis mengingatkan dirinya dulu saat menangis, dan memohon untuk di lepaskan. Tapi bayangan tawa Ocha dan beberapa temannya dan teman Reyhan saat itu berputar-putar seperti kaset kusut.

"hahahah.. Rey lo yang pegang camera. Biar cewek-cewek yang jadi penonton."

"jangan! Reyhan tolong.. Jangan.."

Gian menggeleng kuat-kuat. "berhenti.." gumamnya.

Ocha yang tidak sadar keadaan. tidak bisa menghentikan isak tangisnya.

"GUE BILANG BERHENTI YA BERHENTI!! BRENGSEK!!" Gian histeris sambil melayangkan tangan.

PLAK !!

Ocha terkejut dan tangisannya berhenti seketika. Rasa panas dan perih menjalar di pipinya.

"LO NGGAK PANTES BILANG MAAF!! " bentak Gian.

"Lo dan temen jalang lo udah ngerusak segalanya!" geram Gian.

"hiks. Maaf.."

"enyah dari hadapanku brengsek!!" Gian mendorong tubuh Ocha.

Cewek itu hampir menyentuh tanah jika saja Aldrian tidak menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"GIAN!!" bentak Al murka.

Gian mendelik marah. "kau membela jalang ini!! "

PLAK !!

Madness of brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang