Mulmed: Sammy Gutama.
"Sebagian diriku masih terjebak dalam masa lalu."
-MadnessOfBrothers-
____________
"bisa nggak, ganti aja hukumanya?" Tawarnya berharap. tubuhnya sengaja menyamping untuk menghadap Sam yang sedang mengemudi.
cowok itu melirik sekilas. lalu kembali fokus.
"Tidak." ucapnya tegas.
"gue harus buktiin sama celine kalo gue serius." Kekeuhnya.
"Dan, ini caranya?" Gian sedikit menggeram. "Ganti saja! ini koyol!" cewek itu mulai kesal. dengan gerakan cepat ia kembali pada posisinya menghadap ke depan. kedua tangan gadis itu terlipat di depan dada.
"Justru ini ide bagus."
"Ini nggak akan bisa berhasil Sam!" erangnya frustasi. mengacak rambutnya sendiri dengan gemas. Ia tidak habis pikir dengan cowok yang menjadi sepupunya ini, di mana letak keseriusan yang dia maksud? jika benar ingin meminta maaf seharusnya dia tidak perlu melibatkan orang lain apalagi membuat susah dengan hal yang menjadi tanggung jawabnya.
Sam memutar bola matanya jengah melihat kelakuan cewek yang saat ini kesal sejak tadi di sampingnya. "Berhenti mengomel! Lo hanya perlu kasih bunga dan coklatnya."
"Lo bilang hanya?!" teriaknya, menatap sepupunya gilanya ini dengan pandangan tidak percaya. begini, jika seharusnya orang yang salah pasti kata maaf yang muncul, tetapi tanpa tindakan memperbaiki diri atas kesalahannya itu tentu sangat tidak bertanggung jawab. tidak salah dengan tindakan Sam, hanya saja caranya yang salah dengan melibatkan orang lain demi kepentingan dirinya sendiri, hingga sampai menyusahkan orang yang seharusnya tidak terlibat.
lagi pula kenapa harus cara menyamar sebagai murid di sekolah celine? hanya untuk memberinya coklat dan bunga? yang benar saja. Oke, mungkin tidak akan jadi masalah baginya jika memberi barang ini di rumah gadis itu atau di luar, tapi ini? akan jadi malapetaka kalo ia menyelinap ke sekolah orang.
"Sam! Ini bakal jadi masalah kalo ketahuan." Gian berunjar serius.
"lo tenang aja, nggak bakal ketahuan karena gue punya seragam sekolahnya, buat lo nyamar di sana " jawabnya enteng.
Gian menggeram dalam hati. kekanakan!
"Sam, gian bakal ganti mobil yang penyok ini dengan apapun asal jangan suruh gian melakukan hal gila ini.""gue tidak mau apa-apa, lo hanya perlu melakukan apa yang gue suruh." jelasnya tanpa terpengaruh. Sam menepikan mobilnya di dekat wc umum yang tidak jauh dari sekolah. "Jadi, pakai ini dan lakukan tugas lo."
gian mendengus. akhirnya dengan terpaksa ia mengambil seragam sekolah yang di sodorkan cowok itu. Gianina keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil sangat keras, lalu berjalan masuk ke toilet untuk mengganti pakaian.
Seragam ini berlengan panjang dengan dasi silang berwarna hitam. serasi dengan warna Roknya yang berwarna hitam kotak-kotak bergaris putih yang pendek di atas lutut.
Setelah selesai, gianina dan Sam menuju sekolah Nesapa satu yang memang tidak terlalu jauh dari toilet umum tadi.Gian melihat di sekelilingnya. banyak orang yang seumurannya memakai seragam yang sama.
"Kalo sudah selesai lo hubungin gue."
"Sam.. gian mohon.." rengek gian membujuk sam untuk berubah pikiran.
Sam mendengus. "Berhentilah merengek, cepat sana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Madness of brothers
Teen Fiction** Gianina menatap beberapa butir obat di tangannya. Kepalanya berkedut nyeri. 'gian nggak boleh deket dengan cowok! Kamu masih kecil! ' 'kenapa?! Kalian bukan papa! ' 'jangan keras kepala! Kamu nggak boleh keluar rumah! ' 'semua barang kamu kakak...