chapter 9

3.8K 213 4
                                    

Mulmed: Bara Candera

"Terjebak dengan mu adalah hal terakhir dalam daftar takdirku."

-MadnessOfBrothers-
_

Sekarang apa? Dengan sedikit terburu-buru Gian mengambil ponselnya untuk mengirim pesan.

'Sam bantu gian keluar!! '
'Sam gian kejebak nih! '
'Sam di mana sih?!!
'Sam!'
-Gianina.

Cewek itu terlonjak kaget saat secara tiba-tiba ada orang yang menepuk pundaknya. hampir saja ia menjatuhkan ponselnya. Gian memutar badan menghadap orang yang menepuk pundaknya.

Seketika pupil matanya membesar.

"Kamu sedang apa?! kenapa masih di luar?!" tanyanya penuh selidik.

"Sa-saya.." Gian berusaha menjawab.

"Cepat masuk kelas! bel sudah dari tadi berdering!" potongnya dengan tidak sabar.

"I-iyaa kalo begitu saya permisi." ucapnya cepat dan tegang.

Gian berjalan pergi dengan jantung yang masih berdebar. Ya itu tadi adalah guru, atau lebih tepatnya itu adalah seorang guru BK yang sedang berkeliling.

"Tunggu!" teriak Guru itu mencegah.

Deg.

Gian meneguk ludahnya karena tenggorokannya terasa kering tiba-tiba. dengan pelan Gianina berbalik, kini wajahnya mulai terlihat pucat.

"Sepertinya saya belum pernah melihat kamu, apa kamu murid baru?" Guru itu menatap Gian dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"I-iya." jawab Gian gelagapan guru itu mengerutkan kening tampak berpikir.

"Tapi kok tidak ada laporan tentang kedatangan murid baru ya?"

Gawat. dia harus berpikir bagaimana cara untuk kabur. keringat mulai bercucuran di dahinya.

"mungkin laporan tentang saya belum sampai pada ibu, dan masih di bapak kepala sekolah." ucapnya cerdas. terlihat tenang, padahal dalam hati kucar-kicir tidak karuan. duh, semoga percaya.

"loh bukannya, harusnya laporan tentang murid baru itu terlebih dahulu pada saya? baru setelah itu di kasih ke kepala sekolah." katanya tidak mengerti.

mampus. itu artinya guru yang ada di depannya bukan hanya menjabat sebagai guru BK.

"Bu kepala sekolah!" teriaknya spontan. menunjuk ke arah belakang guru BK itu dan bodohnya guru itu mengikuti arah yang di tunjuk Gian. Tidak membuang waktu Secepat kilat ia berlari sekencang-kencangnya.

Guru itu menoleh saat mendengar suara langkah orang yang berlari dan detik berikutnya ia sadar ternyata ia di bodohi. Guru BK itu berteriak marah lalu memanggil satpam untuk mengejar Gianina karena menyadari ternyata ada siswi yang menyamar.

Gian terus berlari sekencang-kencangnya di koridor sekolah yang sepi, ia baru berhenti setelah ia berada di belakang perpustakaan. guru dan satpam itu sudah tidak terlihat lagi, Ia mengatur nafasnya sejenak.

"Hhhh.. hahhh.. gila tuh guru! Bawa pasukan ngejar gian segala!"

"Yakin bu, tadi saya liat anak itu lari ke sini."
Samar-samar terdengar suara satpam yang menuju ke sini. Gawat gian harus sembunyi! tapi di mana?! Gian melihat sekeliling dengan panik lalu matanya menemukan tangga di ujung sana, sepertinya ini tangga menuju roftoop.

Tidak membuang waktu Gian naik ke atas dengan sedikit berlari ia membuka pintu roftoop dengan sedikit keras, Membuatnya merasa kalo pintu itu membentur sesuatu.

Madness of brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang