Chapter 36

2.1K 145 5
                                    

Ketika hati sudah memilih pergi apa yang kamu lakukan? Hanya ada dua pilihan. Berjuang atau melepaskan.

Madness of brothers

Madness of brothers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca^

Sarah menggigit bibir, sambil tidak berhenti mondar-mandir dengan cemas. Apa yang di inginkan hatinya? Sudah jelas. Cewek itu kembali hanya untuk Bastian. Urusan Dafa, itu tidak ia rencanakan sama sekali. Itu hanya sebuah permainan drama. Itu palsu. Tapi, bagaimana, cara ia bisa mengakhiri hubunganya dengan Dafa? Ia tidak tau.

Sarah tau Bastian kembali percaya. Dan akan selalu begitu. Karena cowok itu jelas menginginkan dirinya. Tapi ada satu hal yang membuatnya kurang puas dengan sikap Bastian kepadanya saat ini. Ada yang beda. Dan, dia bersumpah akan mencari tau lalu membuat cowok itu kembali hanya untuknya, berbuat apapun keinginannya, seperti dulu.

Deringan di ponselnya membuat cewek itu berhenti mondar-mandir. Tertera nama yang seminggu ini Ia mati-matian hindari.

Dafa is calling..

Sarah mendengus kasar, dan berdecak malas. Dia berjalan pergi menghiraukan ponselnya di atas kasur yang tidak berhenti berdering.

Dengan malas cewek itu mengambil air dingin di kulkas sebelum menuangkannya ke dalam gelas. Sarah melihat beberapa kaleng cola di kulkas. Lagi-lagi suara dengusan keluar dari bibirnya, saat teringat itu adalah minuman kesukaannya dan Bastian. Tapi cowok itu dengan jelas mengatakan sudah tidak sudi untuk meminum minuman seperti itu.

Apa yang di sukai Sarah itu juga yang di sukai Bastian. Tapi kali ini cowok itu perlahan menjauh dari zona hidupnya.

Sial.

Sarah membanting gelasnya dengan kasar.

Suara bel apartemennya sedikit mengalihkan perasaan kesalnya. Sarah berjalan meninggalkan dapur untuk membuka pintu.

Senyumnya mengembang.

"Tian?"

MOB

Suasana terasa tegang di ruangan yang di dominasi warna biru, dengan dekorasi elegan namun sederhana. Dua dari empat cowok bersaudara itu nampak saling bermusuhan.

Hanya ada satu orang yang sama sekali tidak peduli. Di ruangan itu dia terlihat ogah-ogahan. Dia ingin pergi. sekali lagi Aldrian berdecak malas melihat dua orang yang sebentar lagi adu jotos di depannya. Sedangkan di sampingnya Sam terlihat kebingungan. Pasalnya Bastian datang bersama cewek yang dulu pernah menyakitinya.

"lo bawa dia ke rumah?" Gionino berkata tidak percaya.

Semua orang di sana hanya terdiam. Termasuk Sam yang tidak mengerti apa-apa. Kenapa dia harus ikut terdiam di sini?

Madness of brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang