"Cie yang ngaku udah gede tapi masih nangis pas patah hati"
-MadnessOfBrothers-
__^Selamat membaca😘😍
Sejak kejadian tamparan itu gian di diamkan gionino. Tapi itu bukan masalah karena menurutnya diamnya gion, tidak akan bertahan lama, dalam waktu dua hari juga semua akan kembali ke semula.
"Kak, gian kan nggak salah apa-apa." jawab gianina saat kakak sulungnya menegur soal kemarin.
"Iya, kakak percaya. Tapi kenapa kamu sampe menampar bela?" tanya bastian, sambil membuka bungkusan kacang yang tadi di belinya di minimarket.
"Waktu itu gian cuman inget perkataan kak Al, 'ngapain minta maaf kalo gak punya salah' pas kak gion nyuruh gian minta maaf sama kak Bela ya gian langsung berinisiatif aja buat kesalahan dulu dengan nampar kak Bela, terus baru deh meminta maaf setelahnya." jelas gian santai. tangannya membuka kulit kacang sebelum memakannya.
Bastian tidak dapat berkata apa-apa, ia tidak habis pikir bagaimana adiknya bisa berpikiran seperti itu.
"Anjir lo serius gi?" tanya sam tidak percaya, ia datang dari arah dapur membawa minuman lalu ikut duduk di karpet hijau di depan tv besar yang ada di ruang tengah menaruh tiga gelas minuman jeruk yang tadi ia bawa di meja. Gian mengangguk mengiyah kan sambil memakan kacang-kacang yang sudah di buang kulitnya oleh bastian.
"Iya. Tapi, gian masih bingung soal kak Bas sama kak Al yang ikutan marah itu kenapa?"
"Itu karena kamu sama Bara jalan berdua. Kakak nggak suka ada cowok yang deketin kamu, cowok itu sama aja suka mainin perempuan dan kakak nggak mau adik kakak disakitin.." bastian memberikan butiran kacang yang sudah dikupasnya kepada adiknya. "Lagi pula kamu itu masih kecil, nggak boleh pacaran." jelas bastian.
"Itu nggak adil ! Kalian boleh pacaran kenapa gian nggak boleh? Lagi pula gian udah sma kenapa nggak di bolehin pacaran!"
"Itu kare- "
"Jangan bilang karena gian masi kecil ya! emang nya kalian udah gede?! Bilang gian masih kecil." sela gian kesal. "Lagi pula siapa yang tau soal datangnya perasaan? Anak sd sekalipun kalo soal hati nggak ada yang bisa nyegah sekalipun perasaannya itu cuman cinta monyet."
"Halah! So-so-an ngomongin cinta, orang dewasa aja masih kayak bocah kalo ngomong soal cinta."
"Lagian lo emang masih kecil, buktinya tidur aja mesih dikelonin." kata sam membuka aibnya.
Gian melempar kulit kacang kearah sammy sambil mencibir.
"Udah, lo jangan ngarep dapet restu kalo kelakuan lo masih kayak bocah sd." kata sam tidak berhenti mengejek gian.
Sam sangat hobi menggoda sepupu nya itu. Ia sangat suka membuat gian kesal karena ekspresi nya itu sangat lucu saat kesal. Meskipun begitu, Sam sangat menyayangi gian sama seperti yang lain, sam juga tidak kalah protektif sama seperti ketiga kakak kandung nya. Baginya Gian adalah adik nya. Karena Sam adalah anak tunggal di keluarga Gutama.
Gian melempar bantal di dekatnya ke arah sam dengan kesal, sedangkan sam hanya tertawa karena berhasil membuat gian kesal.
Bastian terkekeh melihat kelakuan mereka berdua, sudah menjadi hal biasa melihat mereka bertengkar. Meskipun begitu ia tau mereka saling menyayangi.
Aldrian datang dengan membawa dua kotak pizza pesanan adiknya.
"Yey! Pizza! " teriak gian senang seperti anak kecil.
"Nah, nah, mana ada cowok yang suka sama cewek yang kelakuan nya kayak anak sd." lagi-lagi sam melakukan aksi nya.
"Sekali lagi lu ngomong, sandal gue melayang." ancam gian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Madness of brothers
Genç Kurgu** Gianina menatap beberapa butir obat di tangannya. Kepalanya berkedut nyeri. 'gian nggak boleh deket dengan cowok! Kamu masih kecil! ' 'kenapa?! Kalian bukan papa! ' 'jangan keras kepala! Kamu nggak boleh keluar rumah! ' 'semua barang kamu kakak...