chapter 30

1.8K 123 0
                                    

Kalo menurut lo itu melelahkan, kenapa masih berharap?

Madness of Brothers
__

"ahaha gilak! seriusan kak?"

Gian mengangguk. mulutnya penuh dengan kripik kentang yang di bawa gadis itu di tangannya, pemberian cewek di sampingnya.

Gian tidak sengaja berpapasan dengan Ocha saat pergi ke kantin dengan Sam. Cewek itu tadinya hanya sekedar menyapa, tapi mengingat Ia tidak lagi bersama Aulia kerena kepindahan cewek itu ke paris, jadi lah Ia mengajak Ocha ikut dengannya makan siang di kantin, yang sebenarnya untuk Ia jadikan alasan saja agar tidak satu meja bersama kakaknya.

Ocha sendiri sangat senang saat di ajak, apalagi yang mengajaknya adik dari cowok yang ia suka. Cewek itu berharap bakal semeja dengan Aldrian. Tapi sayang, seribu sayang, cewek itu jadi kesal karena harapan itu tidak kesampaian. Tapi Ocha jelas tidak bodoh menunjukan kekesalannya pada Gianina. Dan yang tidak di ketahui ocha seberapun pintarnya ia menyembunyikan dari Gian, Gian tetap tau.

"ko bisa, sih. kak? itu dia nggak marah gitu? mereka jahilnya kebangetan gitu."

Gian bercerita hal sepele soal masalah kecil di rumah beberapa minggu lalu.

"marah banget malah. kak Al diemin mereka seminggu."

Ocha mengangguk-angguk. Cewek itu tidak mengerti bagaimana kehidupan kakak-beradik ini. tapi sudahlah, toh itu bukan urusannya meskipun Ia penasaran.

"duh, kak, makannya jangan belepotan gini, kenapa?" cewek di sampingnya terkikik, merasa lucu melihatnya. lalu meneruskan kembali ke topik.

"loh, bukannya hal biasa ya? kak Al itu nggak banyak ngomong dia kan paling irit kalo ngomong, jadi nggak bakal masalah juga di diemin sama dia."

"nah, itu masalahnya, bukan cuman acara diem-dieman juga. kak Al selama tiga bulan penuh juga nggak bantuin mereka berdua pas ada masalah. jangan di kira ya mereka cuman bikin masalah di sekolah aja, di luar jauh lebih parah malah."

"tapi nggak apa-apa kok nakal, asal jangan nakal mainin hati cewek aja. bahaya." ujarnya kalem.

"Ocha!" teriak seseorang, berjalan agak terburu-buru. Ocha dan Gianina berhenti, memperhatikan cowok yang sekarang munuju ke arah mereka berdua.

"cha ponsel lo ketemu tuh!" kata cowok tadi. cowok itu tiba-tiba gugup menyadari cewek yang sekarang jadi bahan gosip satu sekolah, sedang berdiri sebelah Ocha. Gian tidak memperdulikan cowok cepak yang saat ini berdiri gugup meliriknya diam-diam.

"serius? di mana hp gue sekarang?"

"ada di si linda, tadi yang nemu katanya di kolong bangku dia." jelasnya.

Ocha bernapas lega. "syukur deh makasih fer udah kasih tau gue. nggak kebayang gimana marahnya mama kalo tau hp gue ilang."

cowok yang bernama feri itu hanya mengangguk, lalu pamit pergi.

"kak makasih ya waktu kemarin-kemarin bantu aku. mulai sekarang aku udah nggak lagi bawa bekal makanan buat kak Aldrian."

"loh kenapa?"

"nggak apa-apa." balasnya tersenyum tipis.

mereka duduk di bangku taman melanjutkan acara gosip nggak berfaedahnya untuk menghabiskan sisa waktu istirahat.

"Kak,"

"Hm?"

"Aku nyerah."

Gian menatap Ocha tidak mengerti.

Madness of brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang