Mulmed: Gianina saat berumur 8thn
Aku mulai memahami dirimu tapi juga tidak mengerti disaat yang sama.- Bara-MadnessOfBrothers-
___Selamat membaca^
Duh, ini anak nekad banget sih. Kalo ketauan guru bisa berabe. Iya kalo cuma guru, kalo ketiga kakaknya gimana coba? Bisa-bisa kena hukuman seumur hidup nanti.
Dengan keberanian ekstrak gian memanjat pagar sekolah untuk pergi menemui bara yang di kiranya berada di warung di seberang jalan.
"Gi mending lo nggak usah nekad nyamperin bara deh. Lo kan udah di kasih peringan sama kakak lo! Lagian lo nekad banget sih langgar aturan mereka!"
Gian yang berada di atas pagar memandang ke bawah, lumayan tinggi ternyata. Dengan sangat hati-hati ia beruasaha mencari pijakan untuk turun.
"gian nggak takut sama mereka, tenang aja kalo salah satu kakak gian nanyain bilang aja nggak tau!" katanya enteng.
Aulia mendengus,"Serah lo deh. Tapi kalo nanti ada apa-apa gue nggak tanggung jawab!"
"Tenang aja gian nggak hamil jadi Lia nggak harus tanggung jawab." cengir gian di atas pagar.
Aulia memutar bola matanya bisa-bisanya gian becanda di saat genting begini. Dia nggak tau apa, kalo ia sedang gusar takut kepergok penjaga sekolah.
Tap!
Dengan susah payah akhirnya gian berhasil melewati pagar.
"Lia, gian pergi ya, makasih udah bantuin. Bye."
Tanpa menunggu jawaban Aulia, Gian mulai berjalan menyeberang jalan. Setelah sampai ia dengan gugup mendekat ke sebuah warung, terlihat ada beberapa murid cowok yang nongkrong di sana. Segera saja ia mencari bara di antara mereka. Gian menemukan bara sedang duduk di salah satu meja di pojokan, bersama teman-temannya sedang merokok.
"Bara merokok?" gian tidak percaya dengan pemandangan di depannya. Dengan langkah gontai ia menghampiri bara.
Bara menatap satu persatu teman-temennya yang tidak cowok itu kenal dengan perasaan bosan sambil sesekali menghisap benda berasap di tangannya.
Bara terkejut saat tiba-tiba tanpa di duga ada seseorang yang berani mengambil rokok di tangannya.
Bara akan marah dengan mengeluarkan kata kasarnya seperti biasa. Tapi Ia terkejut saat melihat siapa yang secara lancang mengambil rokoknya.
"Lo?!!"
Bara tersadar dan dengan segera menarik tangan Gian menjauh. tidak memperdulikan teriakan teman-temannya.
Saat sudah berada cukup jauh Bara melepaskan cekalannya.
"Ngapain kesini?" Bara bertanya dengan ekspresi datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madness of brothers
Teen Fiction** Gianina menatap beberapa butir obat di tangannya. Kepalanya berkedut nyeri. 'gian nggak boleh deket dengan cowok! Kamu masih kecil! ' 'kenapa?! Kalian bukan papa! ' 'jangan keras kepala! Kamu nggak boleh keluar rumah! ' 'semua barang kamu kakak...