8. Refreshing

159 9 4
                                    


Seminggu telah berlalu, setelah perdebatan antara Gandy dan Karis. Selama itu pula, Gisa tak bisa ditemui. Ia selalu mengurung diri dikamar dan bahkan gak mau makan kalau saja Utam tak memaksa dan membentaknya. Jika saja ia tahu kalau kedatangan Karis dan Gandy akan membuat Gisa kayak gini, ia gak akan pernah mau nemuin mereka dengan Gisa.

Dan karena kejadian itu pula, setiap Karis ataupun Gandy datang ke rumah, ia pasti gak akan mengijinkannya untuk menemui Gisa. Karena ia gak mau sepupu kesayangannya kembali terluka, apalagi luka itu karena Karis lagi. Sudah cukup adiknya menderita karena dia, dan jangan sampai Gisa merasakan hal yang sama pula. Ia mengijinkan Gisa dan Karis pacaran karena ia melihat ada cinta yang tulus dari keduanya. Tapi sekarang keadaannya berubah, bahkan dirinya pun ikut terlibat dalam kisah mereka.

Kisah cinta segiempat

Kalau bukan karena perjodohan itu, maka kehidupan mereka mungkin akan baik-baik saja. Gak ada drama, gak ada ujian, dan gak ada perdebatan.

Masalah cinta ini benar - benar membuat Gisa frustasi. Ia bingung, ia pusing, ia khawatir, ia takut, semua bercampur menjadi satu.

Melihat itu, membuat Utam khawatir pada Gisa. Gak biasanya Gisa terpuruk sampai seperti ini, masalah cintanya dengan Karis membuat Gisa berubah 180° dari biasanya. Ia menjadi pendiam, gak mau makan, gak mau kuliah dan ia hanya tiduran dikamar tanpa pernah tertidur. Sampai sekarang matanya tampak seperti mata panda, hitam disekitar matanya. Dan bagaimana wajahnya? Jangan ditanya lagi, wajahnya kini sangat pucat dan tak ada semangat hidup lagi diwajahnya. Ia benar - benar terpuruk karena...

Ujian Cinta ini...

Hingga akhirnya, Utam mengajak Gisa ke sebuah pantai untuk refreshing. Karena ia tahu pantai adalah tempat favoritnya, meski sebenarnya ia sangat malas untuk ke pantai, tapi demi menenangkan Gisa, maka ia terpaksa harus pergi ke pantai.

Disebuah pantai yang indah, sesuai janjinya, kini Utam dan Gisa tengah menikmati suasana pantai dan indahnya pemandangan lautan. Lautan yang luas ini tampak menenangkan bagi mereka, masalah yang akhir-akhir ini datang melandanya, membuat mereka lupa kalau mereka juga butuh liburan. Ya mungkin ini saatnya, refreshing tanpa Karis bagi Gisa, dan tanpa Maudina bagi Utam.

Karis dan Maudina adalah sumber masalahnya, jika saja mereka gak dijodohkan mungkin Gisa dan Utam gak akan seterpuruk ini, jika saja Gandy tak memeluknya hari itu, maka Karis gak akan semarah itu padanya.

Tapi hari ini, mereka memutuskan untuk melupakan masalah itu sejenak dan berusaha mencari solusi terbaik namun tanpa ada yang tersakiti.

Meski pada kenyataannya harus ada yang tersakiti...

Dipantai ini, dimalam ini, tanpa Karis, tanpa Maudina, hanya Gisa dan Utam. Mereka menikmati indahnya pantai dimalam hari, pasang surut ombak yang begitu menyejukkan hati. Ya, kini mereka sudah tenang, mereka rileks, dan mereka sekarang sedikit bisa melupakan masalahnya.

"ahh... Udaranya enak banget." gumam Gisa yang sudah nyaman dengan suasana dipantai. Ya, ia kangen pantai, bahkan ia lupa kalau pantai adalah tempat yang cocok untuk menenangkan hatinya.

"iya, nyaman banget. Awalnya gue males ke pantai, tapi ternyata disini hati gue bisa tenang." jawab Utam.

Suasana kembali hening, hanya suara deburan ombak yang menabrak batu karang. Menikmati suasana pantai dimalam hari memang cocok, gak ada kebisingan dan tampak tenang.

"kak kalau misalnya Kak Maudina sama Karis beneran dijodohin gimana?" tanya Gisa yang sebenarnya ia juga penasaran dengan pendapat Utam tentang perjodohan itu.

"ya... Mau gimana lagi, kayaknya gue harus iklasin mereka." jawab Utam pasrah. Ya, jika mereka beneran dijodohin Utam bisa apa, ngelarang? Ia bukan orangtuanya, ia hanya pacar, PACAR. Pacar itu ikatan lisan antara laki-laki dan perempuan yang saling mencintai. Meski ia berhak untuk melarang, tapi jika tanpa restu orangtua semuanya sia-sia saja.

"lo mau nyerah gitu aja kak?"

"pengennya nggak, tapi kalau orangtua Maudina suka sama Karis, gue bisa apa?"

"pesimis banget sih kak, berjuang dong. Yakinkan orangtua Kak Maudina kalau lo itu lebih pantes daripada Karis."

"gue takut ngedepin papanya."

-_-

"lo tau, papanya itu galak." Utam bergidik ngeri membayangkan bagaimana ia ketemu lagi dengan papanya Maudina.

"gak jentle banget sih lo_-"

"heh, lo belum tau papanya Maudina gimana."

"lo kan cowo, masa sama papanya aja takut. Lo kan calon papa juga."

"-_-"

"kak..." panggil Gisa, namun Utam tak bergeming.

"kak Utam..." panggilnya lagi.

"kak Utam ihh..."

"Kira-kira kalau gue ke rumah Maudina gimana ya?!" ucap Utam tiba-tiba, dan itu membuat Gisa sangat senang.

Akhirnya Utam mau menemui orangtua Maudina, setidaknya dengan Utam pergi ke sana dan meyakinkan orangtua Maudina, mungkin bisa meghentikan perjodohan itu.










"pliss kak, perjuangkan cinta lo. Dengan begini maka gak akan ada lagi yang tersakiti." - Gisa

***

Tbc

Vomment😘

Pengorbanan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang