"i... Iya!" jawabnya dengan terpaksa yang membuat Maudina pasrah. Entah akan gimana lagi hubungannya dengan Utam, apa akan berakhir karena perjodohan ini?***
Jawaban Karis sukses membuat semua orang lega. Tadinya mereka pikir perjodohan ini akan berhenti sampai disini, karena jika Karis menolak, pasti Maudina juga akan menolak dan semua akan berakhir. tapi setelah mendengar jawaban Karis, semuanya barubah. Perjodohan ini akan berlanjut, meski Maudina akan menyangkalnya nanti. Maudina menatap Karis tajam seolah berkata "lo ngeselin, plin-plan, gak jentle!" sedangkan Karis, ia hanya meliriknya acuh seakan gak peduli dengan tatapan Maudina. Yang terpenting kebahagiaan mamanya, kebahagiaannya biar ia urus nanti.
"ya sudah, berarti kita udah sepakat kan?! Berarti kita tinggal menentukan tanggalnya." Ucap Devan, papanya Maudina.
"nggak! Papa belum denger keputusan Dina." ucapnya yang membuat semua orang menoleh ke arahnya. Ya, jika Karis gagal, maka yang harus turun tangan adalah dirinya. Ia harus meyakinkan mereka semua, kalau dirinya juga berhak mengungkapkan isi hatinya, seperti halnya Karis. Ia gak boleh cengeng, gampang nyerah, plinplan dan gak jentle seperti Karis. Ia harus berhasil meyakinkan orangtuanya kalau ia juga ingin bahagia dengan pilihannya sendiri.
"kenapa nggak?! Karis aja mau, masa kamu nggak?!" ucap Ira, mamanya Karis berusaha meyakinkan Maudina agar ia gak menolaknya.
Ck. Apa sih tante Ira, bikin emosi aja.
"karena aku gak bisa nerima Karis. Dia sahabat aku, dan akan tetep jadi sahabat." jawabnya dengan nada yang sedikit ditekan, namun tak memperlihatkannya.
"kenapa? Masa depanmu dengan Karis akan cerah, karena dia adalah pewaris keluarga Fadillah. Dan sudah pasti, kehidupanmu akan terjamin." ucapnya membanggakan Karis yang memang akan mewarisi keluarganya, hartanya akan diambil alih olehnya nanti. Siapa yang gak mau?! Karis Fadillah, seorang pewaris tunggal keluarga Fadillah, pemilik saham terbesar Fadillah corp. Salah satu Perusahaan terbesar dijakarta dengan prestasi yang memuaskan. Banyak investor yang ingin bekerja sama dengan perusahaan itu, dan kemampuannya tak diragukan lagi, investasinya selalu mendapat untung yang besar. Tak heran jika perusahaan ini begitu terkenal dan dijunjung tinggi.
Bodo amat!
Maudina sama sekali tak peduli dengan ucapan Ira, karena perusahaan papanya juga tak kalah besar dengan perusahaannya. Meski tak seterkenal perusahaannya, tapi setidaknya bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dengan sangat cukup.
"buat apa harta berlimpah, jika tidak bisa membawa kebahagiaan dalam hidup. Lebih baik hidup sederhana, tapi kita selalu mendapatkan kebahagiaan." ucapan Maudina yang membuat Ira bungkam. Tapi justru dibalik itu, ia mengukir senyum tulus. Pilihannya tidak salah, Maudina emang cocok dengan Karis. Mereka hanya perlu waktu untuk membuka hati, meyadarkan perasaan masing-masing jika apa yang orangtua mereka pilihkan itu memang sudah tepat sekali. Menjodohkan Karis dengan Maudina memang keputusan yang tepat, Maudina yang selalu sederhana membuat keluarga itu berfikir untuk Menjodohkan anak mereka tanpa mengerti perasaan Karis yang selalu terluka dengan keegoisan orangtuanya.
"ini yang tante suka dari kamu, kamu itu selalu sederhana dan merendahkan diri. Maka dari itu, tante semakin yakin kalau Karis itu emang udah cocok sama kamu." nadanya lebih lembut dari sebelumnya, tersirat ketulusan dari wajahnya. Semua orang tersenyum, terkecuali Karis dan Maudina yang merutuki kebodohannya dalam bicara. Oke, seharusnya ia menunjukan keburukannya, bukan malah sok bijak gini. Tapi maksud dari ucapannya itu bukan ini. Maksudnya ia berkata, "lebih baik hidup sederhana dengan Utam daripada berlimpah harta dengan Karis yang tak membawa kebahagiaan kepada dirinya."
Bodoh!
"ya sudah, mungkin Karis dan Maudina emang perlu waktu untuk saling menyadari perasaannya. Lama tak bertemu mungkin membuat hubungan kalian agak renggang." ucap Fadlan, papanya Karis. "jadi..."
"perjodohannya akan terus berlanjut, nanti kita adakan pertemuan lagi untuk menentukan tanggal pertunangannya." lanjut Devan, papanya Maudina.
"tapi pa..."
"papa gak akan maksa sekarang, papa akan kasih kalian waktu untuk pendekatan terlebih dahulu. Setelah itu, kita akan bicarakan lagi kelanjutannya." jawabnya.
Usaha Karis maupun Maudina untuk membuat orangtuanya mengerti gagal total. Meski baru rencana, tapi cepat atau lambat, orangtuanya akan melangkah lebih maju untuk perjodohan ini. Dan tentu saja ini membuat Karis dan Maudina kecewa, dan kesal pada orangtuanya yang dengan seenaknya membuat keputusan tanpa memikirkan perasaan anak mereka yang saat ini sedang terluka karena perjodohan demi kebahagiaan orangtuanya.
Maudina menatap Karis dengan raut wajah yang kecewa, seolah berkata "kita udah gagal!". Ya, tentu saja ia sangat kecewa. Ia gak bisa perjuangkan cintanya, ia gak bisa meyakinkan orangtuanya kalau ia hanya akan bahagia bersama pilihannya, bukan Karis. Apa yang harus ia bicarakan pada Utam tentang ini? Apa reaksinya Setelah tahu hal ini? Apa yang akan dilakukannya? Apa ia akan Meninggalkannya?
"Pasrah ajalah..." - Karis.
***
Tbc
Gimana? Setuju gak kalau Karis sama Maudina tunangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Cinta
Teen FictionSeq. Cinta Pandangan Pertama "Berjuang..." itulah yang sedang ku lakukan untuk mempertahankan hubungan kita. "Bertahan..." itulah yang aku lakukan demi hubungan ini tetap ada. "Terluka..." itulah yang selalu aku rasakan karena memilih tetap bers...