Brakk
Karis menggebrak pintu kamarnya keras menciptakan dentuman yang bikin Ira ngelus dada dengan kelakuan Karis. Kebiasaan Karis kalau lagi ada masalah ya gini, bikin rusuh orang rumah. Selain itu ia jadi pendiem, susah makan dan gak bisa diajak bicara. Itu yang selalu bikin Ira kewalahan menghadapi anak satu-satunya itu. Karis selalu diam dan tak mau membicarakannya pada dirinya. Kadang ia berpikir, ia ibunya atau bukan? Kok denger kabar tentang anaknya aja harus dari orang lain. Sekarang masalah Karis apa? Gisa?
Ya, ia harus menelpon Gisa untuk memastikan kenapa anaknya datang-datang tiba-tiba bikin rusuh kayak gini.
"halo, ma."
"Gisa, mama mau nanya, itu Karis kenapa ya? Lagi ada masalah sama kamu atau gimana?"
"oh itu, tadi emang ada sedikit salah paham sih. Tapi besok Gisa mau bicarain kok sama Karis."
"oh... Bukan masalah besar kan?"
"bukan k--"
"gak usah ngadu!" tiba-tiba Karis merebut paksa ponsel mamanya karena samar-samar dari kamarnya ia mendengar mamanya menyebutkan nama Gisa. Ira yang posisinya memang dekat dengan kamar Karis, sudah pasti ia akan mendengarnya.
"Karis, mama kan lagi bicara sama Gisa." Ira tampak protes karena anaknya tiba-tiba merebut paksa ponselnya, tak lama kemudian ia mematikan sambungan telponnya.
"mama kok belum berangkat? Bukannya hari ini mama biasa arisan ya?" ujarnya mengalihkan pembicaraan, Ia sedang malas jika mamanya harus membahas tentang Gisa.
"Karis... Jangan mengalihkan pembicaraan deh."
"udah jam 4 lho ma, nanti telat."
Ira hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan Karis, dia memang paling bisa menghindari permasalahannya.
"Karis--"
"Karis mau ke kamar lagi, mau tidur, ngantuk." ucapnya kemudian melenggang pergi masuk ke kamarnya. Dan lagi-lagi, Ira menghela nafas menghadapi sikap anaknya itu.
Karis merebahkan tubuhnya diatas kasur, matanya menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa putih. Ia menghela nafas berat, mengingat kejadian dikampus tadi. Bagaimana bisa ia masih tak tahu tentang Gisa yang notabennya sebagai pacar dan juga hubungannya sudah berjalan setahun. Bagaimana mungkin ia tak tahu jika Gisa alergi coklat, yang lebih parahnya Gandy tahu semua hal tentang Gisa. Berbeda dengan dirinya yang tak tahu apa-apa tentangnya.
"pacar apaan gue?"
Ia mengacak rambutnya frustasi, kemudian posisinya menjadi terduduk dengan kaki kiri yang ditekuk dan kaki kanan yang dilipat.
"lo alergi coklat Gis, gue gak mau lo sakit perut lagi cuma karena makan coklat ini."
Karis teringat kembali kata-kata Gandy. Kalau dipikir-pikir lagi, mungkin jika Gandy saat itu tak datang, Gisa pasti akan memakan coklat itu dan sakit lagi. Ia jadi kembali berpikir, pantas gak sih dia sama Gisa? Kenapa ia selalu jadi penyebab Gisa menjadi sakit?
Mulai ia yang memberinya harapan palsu, sampai ia menjadikan Gisa sebagai miliknya dan sampai kejadian-kejadian yang selalu menimpanya yang bermula dari dirinya.
Masih pantaskah aku bersamamu?
***
"thanks Dy, lo emang tau apa yang gue suka."
Harapan dirinya yang menginginkan kata itu keluar dari mulut Gisa, nyatanya ia harus buang jauh-jauh. Flash Disk yang berisi drama korea kesukaan Gisa, bahkan ia rela nunggu beberapa jam untuk download drama itu, harus ia simpan dalam flas disk nya. Dan dengan santainya Gisa bilang, 'gue udah ada, kemarin Karis udah ngasih.'. Gagal sudah mengambil perhatian Gisa kembali, ternyata Karis sudah ambil bagian terlebih dahulu. Tadinya ia pikir Karis gak akan tahu kalau Gisa menyukai drama korea, ia pikir hanya dirinya saja, tapi nyatanya Karis lebih up to date menyangkut Gisa. Dan ia kini telah kalah darinya. Ia harus segera merencanakan sesuatu untuk mendapat perhatian gadis itu kembali.
Gandy masih menatap nanar flas disk nya yang tak bisa menginap dirumah Gisa. Harusnya ia berpikir, Karis dan Gisa sama sulitnya dengan Utam-Dina. Prinsip apa yang dijalani oleh kedua pasangan itu, kok bisa susah banget dihancurkan?
Misi pertama gagal, lanjut ke misi kedua.
Ia membaca pesan singkat yang dikirim Nathan, sepertinya ia tahu kalau dirinya pun gagal dimisi pertama. Mungkin kali ini ia akan lakukan misi kedua, "misi penghancur hubungan, rencana B : pujian!"
***
TbcApa misi mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Cinta
Roman pour AdolescentsSeq. Cinta Pandangan Pertama "Berjuang..." itulah yang sedang ku lakukan untuk mempertahankan hubungan kita. "Bertahan..." itulah yang aku lakukan demi hubungan ini tetap ada. "Terluka..." itulah yang selalu aku rasakan karena memilih tetap bers...