14. Perubahan Utam

151 6 5
                                    

Waktu berlalu, setelah Dinner itu. Karis, maupun Maudina pergi ke kampus seperti biasanya. Tanpa memberitahukan tentang Dinner kemarin. Ya, Utam dan Gisa emang belum mereka beritahu, karena mereka takut membuatnya sedih. Ketika Mereka bertemu dikampus,  Maudina terus saja merutuki kebodohan Karis yang dengan mudahnya mengambil keputusan yang membuat masalah ini malah semakin kacau. Ia terus memukul Karis karena kemarin malam ia malah bilang 'iya' tanpa memikirkan bagaimana yang akan terjadi selanjutnya setelah ini. Dan memang, keputusan Karis membawa dampak pada semuanya.

"Karis... Lo bodoh, lo bodoh. Ih... Kesel gue sama lo!" Maudina terus saja meracau pada Karis yang dengan seenak jidatnya bilang iya saat Dinner kemarin. 

"aduh... Sakit Dina, sakit." Karis meringis kesakitan karena daritadi dirinya terus saja dipukul Maudina. Iya, dia tahu keputusannya salah. Tapi mau gimana lagi, kemarin Ia gak tega melihat mamanya manangis seperti itu.

"bodo amat! Lo itu ya, ih... Pengen nabok rasanya kemarin." Maudina yang udah geram sama Karis dari kemarin, akhirnya ia bisa melampiaskannya hari ini. Masa bodo dengan cowo dihadapnya terus meringis kesakitan, yang terpenting ia harus ngasih pelajaran sama nih anak.

"adu duh... Lo itu ya, bisa gak sih berenti mukulin gue?! Sakit tau nggak?!"

"bodo! Lo itu ya, bego atau gimana sih? Gue awalnya kaget waktu lo ungkapin perasaan lo, dan gue sempet muji lo kalau lo itu jentleman. Lo udah dewasa, lo udah berani ungkapin perasaan lo sama orangtua lo. Tapi, disaat bersamaan lo juga dengan mudahnya bilang iya. Lo itu kenapa sih?"

"lo juga sama, malah bikin mama gue jadi terpikat dengan kata-kata bijak lo itu." jawab Karis yang merasa tak pantas jika hanya dirinya yang disalahkan, Maudina juga salah.

Ia diam, Karis emang bener. Kata-kata bijaknya itu, malah membuat mamanya Karis terpikat. Tapi, Karis lebih salah, setidaknya ia tidak bilang iya saat mamanya bertanya tentang pertunangan. "setidaknya gue gak bilang ya waktu itu. Disini, lo tetep yang paling salah."

Nasib cowo, disalahin mulu_-

"udah, lo tenang aja. Lagian gue baru bilang iya, dan orangtua kita juga belum nentuin tanggalnya kan? Jadi, lo tenang aja oke."

"tenang? Lo bilang tenang! Karis, gimana gue bisa tenang kalau lo udah bilang iya. Mungkin sekarang belum, tapi gak lama lagi mereka akan memutuskan tanggalnya. Lo itu ya, bego kok dipelihara."

"-_-"

Dasar cewe, bisanya cuma nyalahin cowo aja.

"sekarang gue bingung gue mesti bilang apa sama Utam. Gue gak bisa bayangin reaksi Utam saat tau kalau kita bakalan tunangan."

"siapa yang tunangan?" tanyanya yang membuat keduanya menoleh  Ke arah sumber suara.

Utam!

Yap, itu Utam. Tanpa sengaja, ia mendengar kata tunangan. Mati!  sekarang Maudina bingung harus ngomong apa. Mau jujur, takut kecewa dianya. Mau boong, Utam pasti tahu kalau ia lagi boong.

Gitu-gitu juga, Utam mah peka!

"siapa yang tunangan?" tanyanya lagi yang membuat Maudina menoleh ke arah Karis, manatap tajam cowo itu agar mau menjawab pertanyaan Utam.

"kalian tunangan?" masih dengan suara datarnya, namun terkesan horor.

Tuh kan?!  Utam emang peka.

"gak mau jawab, berarti bener. Kenapa gak cerita?" tanya Utam lagi pada Maudina.

"kayaknya gue harus cabut, duluan ya?!" ucap Karis sembari berlalu pergi meninggalkan Utam dan Maudina, membiarkan mereka mengobrol dengan tenang tanpa dirinya.

"kamu masih gak mau cerita?"

"maaf, tapi aku bingung ngomongnya gimana." jawabnya.

"aku pacar kamu kan?" ia mengangguk.

"kamu masih inget janji kita dulu?" tanya Utam yang membuat Maudina kaget. Janji? Janji yang mana? Emang mereka pernah berjanji?

"janji? Janji apa?" tanya Maudina yang sepertinya sudah lupa dengan janji beberapa tahun yang lalu.

"kamu lupa? Janji untuk menghadapi segala masalah bersama. Janji untuk saling terbuka, Tanpa ada yang menyimpan rahasia. Janji untuk tetap bersama, meski banyak orang yang berusaha memisahkan kita." jawabnya yang membuat Maudina kaget dibuatnya. Utam! Apa ini Utam Lesmana? Cowo cuek nan dingin yang ia kenal?

"emang kita pernah bikin janji itu?"

"nggak! tapi, secara tidak langsung, kita telah menerapkan janji itu dalam hubungan kita." jawaban itu membuat Maudina tambah kaget. Benarkah ia Utam kekasihnya? Tapi kenapa? Kenapa tiba-tiba ia berubah? Utam yang cuek, dingin, kini berubah 180° dari yang dikiranya.

Perubahan ini, membuat Maudina tak bisa berkata apa-apa lagi. Terlalu shock dengan apa yang ia lihat. Utam Lesmana, cowo yang ia kenali beberapa tahun lalu.Cowo yang tiba-tiba masuk ke dalam hatinya, dan membuat cerita cinta dikehidupannya. Cinta yang penuh dengan kejutan. Sikap cueknya, dinginnya, dan sikap tak pedulinya, membuat Maudina penasaran dengan apa yang ada didalam dirinya. Namun sampai sekarang, ia masih belum bisa menjawab segala pertanyaannya. Bahkan setiap ia bertanya kenapa ia begitu dingin? Jawabannya selalu, "cari tahu sendiri."

Oke, selama beberapa tahun ini ia telah berusaha mencari tahu. Namun ia tak pernah menemukan jawabannya. Dan alhasil, ia harus banyak bersabar. Mungkin belum saatnya ia tahu, Mungkin akan ada waktunya.

"jadi, kapan kalian tunangan?"

"hah?"

"harus diulang lagi ya?"

"eh, hm... Sebenarnya itu baru rencana.  dan dengan bodohnya,  Si Karis bilang iya yang membuat aku kesel sama dia. Kamu tau, sebelumnya ia udah menolak dengan lembut yang membuat semua orang kagum sama dia. Tapi, setelah mamanya memaksa dia dan menangis, ia langsung dengan mudahnya bilang iya. Kesel gak tuh?!"

"hahaha..." tawa Utam meledak ketika Maudina menceritakan semuanya. Bukan ceritanya yang membuatnya tertawa, tapi raut wajah Maudina yang terlihat lucu ketika ia menceritakan tingkah Karis yang membuatnya kesal. Muka jengkelnya, membuat ia terlihat lucu dimata Utam.

Suara tawa Utam membuat Maudina bingung. Apa yang lucu dari ceritanya? Ia sedang kesal, kenapa Utam malah tertawa?

"kok kamu malah ketawa sih?" tanya Maudina yang penasaran dengan Utam yang tiba-tiba tertawa seperti itu.

"haha... Muka kamu lucu kalau lagi kesel gitu." jawabnya.

Bluss

Pipinya kini memerah seperti kepiting rebus, Perkataannya membuat Maudina blushing dibuatnya. Lucu satu kata namun berpengaruh besar pada dirinya. Kenapa? Karena Utam gak pernah memuji dirinya, apalagi bilang lucu seperti tadi. Utam terlalu cuek untuk memuji dirinya.

"gitu aja udah blushing. Apalagi aku cium ya?!" godanya yang membuat ia makin blushing.

"ih... Utam mesummmm!!!!! "

Cup!

"gini-gini juga, tapi sayang kan?!" godanya lagi yang membuat pipinya sudah semerah tomat.
Terlebih, kecupan singkat itu sukses membuat jantungnya berdegub kencang dari biasanya.  Namun dibalik itu, ia merasa sangat, sangat... Bahagia.







"ayo kita hadapi masalah ini bersama?!" kata Utam meyakinkan Maudina.


***

Tbc

Gimana?
Ada yang suka sama couple Utam-Maudina?
Cocok Maudina-Karis, atau Maudina-Utam?

NurulIhsanMaudina baper gak?

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir dan batin.

Tinggalkan jejak, agar aku bisa mengenalmu😊

Pengorbanan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang