20. Double Date (3)

96 2 2
                                    

1

2

3

"Dina, lo udah gede, dan kata lucu udah gak pantes lagi buat lo." ucap orang itu dengan santainya yang membuat Maudina ingin sekali menceburkannya sekarang juga.

"KARIS! Jadi lo!"

"iya, gue. Kenapa? Gak suka?"

"Karis..." panggil Gisa yang berada disampingnya mengintrogasi agar ia jangan jail pada Maudina. 

"ihs... Ngeselin lo!"

"udah kali, gak usah berantem. Ayolah nikmati suasana indah ini." ucap Utam tiba-tiba yang membuat Gisa, Karis dan Maudina cengo dibuatnya. Mereka semua bertanya-tanya, itu Utam? Itu beneran Utam kan? Asli? Kok dia agak... Lebay ya?

"Utam... Kamu... Lagi gak sakit kan?" tanya MaUdina sambil memegang jidatnya Utam, tapi suhunya normal. Berarti dia lagi sehat.

"apaan sih, emang salah gue ngomong gitu?"

"kok ini lebih jijik dari Dina ya?" gumam Karis yang masih bisa didengar Utam.

"iya, bener." dan Gisa juga menyetujui hal itu.

"APA LO BILANG?" ucap Utam dengan nada suara yang tinggi, yang membuat Gisa, Karis dan Maudina kaget dibuatnya.

Utam bisa marah juga?

"santai kali tam, sensi amat lo kayak cewe lagi pms." ucap Karis dengan santainya, namun mendapat tatapan tajam dari Gisa dan Maudina seolah mereka bilang "lo sama aja bunuh diri."

"APA LO BILANG?"

.
.
.

Huekk..

Beberapa kali Utam dan Karis terus mencoba permainan yang ekstrim, salah satunya kicir-kicir dufan. Permainan ini Disebut juga dengan Power Surge, wahana ini
akan membawa pengunjung untuk berputar 360 derajat, melintir sambil meluncur.  Makanya, setelah mencoba Permainan ini, Utam dan Karis menjadi muntah-muntah.

Huekk

Lagi-lagi mereka muntah, membuat Maudina dan Gisa bingung harus dengan cara apa agar mereka berhenti saling adu tantangan seperti ini. Kalau bukan karena perkataan Karis yang mengatai Utam seperti cewe PMS, mungkin mereka gak akan kayak gini. Padahal niat awal mereka ke Dufan adalah untuk refreshing, bukan saling beradu tantangan siapa yang lebih pantas disebut cewe PMS seperti ini.

"gimana? Masih mau lanjut?" tantang Utam lagi pada Karis. Kenapa Utam nantang lagi? Karena kalau Karis menolak berarti Karis lah yang seperti cewe karena baru naik Kicir-kicir aja udah KO.

"utam, stop!" perintah Maudina.

"oke, Siapa takut." Karis menerima tantangan lagi. Gisa dan Maudina hanya menghela nafas kasar melihat tingkah kekasihnya itu. Mau gimana lagi, Utam sama Karis itu sama-sama keras kepala, susah kalau dibilangin.

Hari mulai malam, bukannya bersenang-senang, Maudina dan Gisa hanya bisa melihat Utam dan Karis saling adu tantangan. Dan sampai sekarang, mereka masih belum puas.

"Utam, Karis, pliss udah. Kalian udah lemes gitu, mana belum makan lagi." gerutu Maudina mencoba menghentikan mereka. Oke ia tahu ini bagus karena mereka gak berantem main fisik, tapi dengan tantangan seperti ini justru malah membuat mereka jadi menyiksa tubuh mereka sendiri. Karena mereka tantangannya adalah menaiki wahana ekstrim, kayak kicir-kicir Ontang-anting dan pontang-pontang.

(cuma mereka yang udah ke dufan yang tau. 😂)

Yang jadi permasalahannya sekarang adalah, Kalau Utam dan Karis kecapean gini, dan mereka gak bisa nyetir karena kelelahan, terus mereka pulang nya gimana?

Gisa sama Maudina mana bisa mereka nyetir? Jangankan nyetir, ngerti teorinya aja kagak.

"nggak, kita harus coba sekali lagi. Gimana?" tantang Utam lagi yang membuat Maudina tambah geram.

"UTAM plis, udah! Kamu udah lemes gitu, masih aja mau lanjut. Kalian gak boleh kecapean gini, kalau kalian gak bisa nyetir gimana? Siapa yang bakalan nyetir hayo?"

"ah iya bener. Udahlah kak, jangan dilanjutin ya. Lagian ini juga udah malem, mending kita pulang aja ya." kata Gisa.

"masih ada waktu." Utam masih bersikeras untuk mencoba wahana yang lebih ekstrim lagi. Sepertinya Perkataan Karis yang padahal gak sengaja ia lontarkan begitu saja justru membuat darah dari seorang Utam Lesmana naik 180° dan itu sulit sekali untuk diberhentikan. Karena jika Utam sudah memutuskan, maka keputusannya itu gak bisa diganggu gugat lagi, bahkan Maudina saja tidak bisa menghentikannya.

"Kak Utam, Udah!" kali ini Gisa yang harus berbicara.

"gak usah ikut campur. Karis, lo udah gak kuat lagi ya?" tantangnya.

"hah, nggak, gue masih bisa. Ayo sekarang wahana apa lagi?" tegasnya. Enak saja, Karis masih bisa meskipun ia memang sudah sangat lelah. Tapi, ia juga ingin menunjukkan bahwa dirinya bukan cowo lemah.

Oke, sekarang Gisa dan Maudina udah pasrah. Terserah mereka mau melakukan apa saja, dan yang harus mereka lakukan adalah pergi dan membiarkan Utam dan Karis terus beradu tantangan.

"oke, sekarang Terserah kalian. Gue sama Gisa bakalan pergi sekarang." ucap Maudina dan mengajak Gisa untuk meninggalkan mereka berdua.

"eh, tunggu." cegah Utam.

"apa?" tanya Maudina, sinis.

"kalian yakin bisa pulang sendiri?"

"iyalah, kita naik taksi." jawab Maudina.

"yang, nanti ajalah, sekali lagi kok." kata Utam pada Maudina.

"nggak!"

"ayolah."

"nggak!"

"plisss"

"nggak Utam.."

"ayolah yang..."

"nggak, Lagian aku tuh cape Utam, dari tadi cuma liatin kalian mulu, sedangkan kalian malah mengabaikan kami."

"ya maaf, ayolah tunggu sekali lagi."

"nggak, aku mau pulang!"

"Ayolah Din..." Utam terus memohon pada Maudina dan Maudina tetap pada pendiriannya.

"sekali nggak, tetep nggak!"

"sekali iya, tetep iya"

"nggak, nggak, nggak pokoknya."

"iya, iya, iya pokoknya."

"nggak Utam sayang..."

"iya Maudina sayang..."

"Utam..."

"Maudina..."

"hadeuh... Gitu aja terus ampe bulan berganti matahari." ucap Karis dan Gisa bersamaan.

"ayo pulang!" ajak Karis dan Gisa berlalu meninggalkan Maudina dan Utam yang masih berdebat.

"woy Karis, dilanjut lagi gak?" teriak Utam, padahal mereka masih berada didekatnya.

"lain kali aja, huah..." jawab Gisa dan Karis bersamaan lagi, sambil menguap karena mengantuk.

"nah, kuys pulang." ajak Maudina.

Huft

Dengan terpaksa Utam harus menurutinya, ia juga sudah lelah.




















Tbc

Pengorbanan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang