"Karis?" gumamnya,
***
"Karis?" gumamnya, ada rasa bahagia juga sedih yang dirasakannya kini. Bahagia karena rindunya pada sang kekasih telah terobati, dan sedihnya ia masih belum bisa melupakan kejadian beberapa hari yang lalu, yang membuatnya menjadi seperti ini.
"ya udah, kalian ngobrol aja ya, tante mau ke dapur dulu." merasa suasana mencekam, Resi mengerti dan pergi meninggalkan Karis dan Gisa, membiarkan mereka ngobrol dengan tenang.
"Gisa...!" Karis langsung menarik Gisa ke dalam pelukannya, membiarkan kekasihnya merasa tenang untuk beberapa saat dalam pelukan hangatnya. Ia tahu Gisa begini karenanya, dan ia juga harus bisa mengembalikan Gisa seperti dulu lagi. Gisa yang ceria, murah senyum dan Gisa yang selalu memujinya. Ia sangat merindukannya, sangat rindu.
Gisa membalas pelukannya, hangat, nyaman dan tenang. Ternyata pelukan Karis lebih tenang dan lebih nyaman dari pemandangan pantai dimalam hari. Ia membenamkan kepalanya ke dada bidang Karis, menyembunyikan air mata bahagianya yang tak terasa sudah mengalir dipipinya.
"maafin aku Gis, maafin aku! Aku udah salah sama kamu, aku bukannya menyelesaikan masalah, tapi aku malah menambah masalah ini semakin rumit. Maafin aku Gisa." menyadari air mata Gisa membasahi bajunya, Karis semakin mempererat pelukannya, menyesali atas semua perbuatannya. Ia tahu, ia memang kekanak-kanakan. Menuruti egonya, tanpa mempedulikan Gisa yang selalu terluka karenanya.
"aku tahu aku kekanak-kanakan, aku emang pacar yang gak berguna, aku gak bisa bahagiain kamu, aku malah bikin masalah mulu sama kamu. Aku--"
"stt... Stop menyalahkan dirimu sendiri kak, gak ada gunanya, gak akan menyelesaikan masalah." ia menghela nafas kasar setelah mendengar ucapan Karis yang sama sekali membuat Gisa semakin kesal padanya, bukannya mencari jalan keluar atas masalah ini, ia malah menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi saat ini. Apakah dengan menyalahkan diri sendiri akan membuat masalah selesai? Nggak kan?!
Karis terdiam, apa yang dikatakan Gisa memang benar. Ia sebagai cowo malah membahas masalah yang telah berlalu tanpa memikirkan cara memecahkan masalahnya. Ia memang kekanak-kanakan!
"kak, Mari kita hadapi masalah ini bersama. kita yakinkan orangtua kamu kalau aku ini lebih baik dari kak Maudina. Bahkan aku ini emang lebih pantas buat kamu kak." jelas Gisa yang membuat Karis tersenyum bahagia. Gisa memang gadis dewasa, ia selalu punya cara untuk menyelesaikan masalah. Bahkan masalah serumit ini juga telah ia pikirkan jalan keluarnya. Sedangkan dirinya, apa yang telah ia lakukan untuk menyelesaikan masalahnya? Mengeluh! Ya, ia hanya bisa mengeluh dan menyalahkan dirinya sendiri tanpa mau merundingkan bersama Gisa bagaimana cara mencari jalan keluarnya.
"hm... Pinter banget sih pacarku. Udah cantik, pinter lagi." ucapnya sambil memegang pipi Gisa gemas.
"gombal!"
"kok gombal?" tanyanya bingung. Ini asli dari lubuk hatinya yang memuji kecantikan dan kedewasaan kekasihnya dalam memecahkan masalah. Tapi Gisa menganggapnya hanya gombal?!
"emang gombal, kapan kamu pernah muji aku kalau gak ada maunya? Kapan?"
"hehe... Gak tau, lupa!" jawab Karis menggaruk-garuk tengkuk kepalanya yang tidak gatal karena merasa malu. Apa yang dibilang Gisa itu emang bener, dia mana pernah memujinya kalau nggak ada maunya?! Tapi pujian sekarang memang tulus dari hatinya, meski memang setiap ada hal seperti ini sih :v
"bukan lupa, emang gak pernah." Gisa mendengus kesal sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada, bibirnya mengerucut, kesal dengan kekasihnya ini. Bagaimana mungkin dia baru menyadarinya sekarang? Karis memang gak peka!
Cup!
Tanpa aba-aba, Karis langsung mengecup bibir Gisa. Ekspresi seperti itu memang gak bisa Karis tahan, baginya itu adalah kode cewe minta dicium.
Kurang peka gimana coba Karis ini:v
Serangan dadakan tersebut sukses membuat Gisa membelalakan matanya dan terdiam mematung, kaget dengan apa yang Karis lakukan.
Jantungnya berdebar kencang, pipinya kini memanas dan menampilkan semburat merah yang membuat Gisa terlihat lucu dimata Karis.
"yaelah, baru gitu aja udah blushing." godanya yang membuat Gisa salah tingkah dan semakin tersipu malu. Karis memang selalu bisa membuat Gisa salah tingkah atas perlakuannya. sederhana, namun selalu berkesan bagi Gisa.
"apaan sih, nggak!" Gisa mengelak tak terima atas ucapan Karis yang membenarkan fakta sesungguhnya, kalau ia memang benar-benar blushing dibuatnya.
"dih... masih ngelak aja."
Cup!
Sekali lagi ia membuat Gisa kaget. Namun kali ini disuguhi tatapan tajam dari Gisa yang tak terima jika kekasihnya ini menciumnya tanpa ijin. Wajahnya memanas dan ia akan meluapkan kekesalannya sekarang.
"Karis!!!"
"I Love You...!"
Cup!
"ciuman penutup, dikening." ucapnya santai tanpa memedulikan Gisa yang kini jantungnya serasa telah berhenti berdetak karena serangan dadakan yang dilakukan Karis secara bertubi-tubi.
"makasih karena udah mau nerima aku, Gisa." - Karis.
***
Tbc
Gimana-gimana? Suka? Nggak?! Kayaknya nggak ya???! Ya udah deh... 😞
Vomment😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Cinta
Teen FictionSeq. Cinta Pandangan Pertama "Berjuang..." itulah yang sedang ku lakukan untuk mempertahankan hubungan kita. "Bertahan..." itulah yang aku lakukan demi hubungan ini tetap ada. "Terluka..." itulah yang selalu aku rasakan karena memilih tetap bers...